Bahasa
apa yang paling indah untuk mengingatkan ujung perjalanan? Bisikan seperti apa
yang paling menggugah untuk menyadarkan betapa hidup hanyalah suatu penantian?
Sambil
menanti jemputan, kita pun merenda waktu dengan asyik bercanda. Padahal, tanpa
mengetuk pintu, utusan langit pasti datang menjemput tanpa menyapa. Malaikat
maut pemutus kelezatan siap merenggut.
Wahai
para penempuh jalan, kitab seperti apa yang akan kau jadikan petunjuk?
Sedangkan setiap ayat Al-Qur'an adalah cahaya penerang kebahagiaan.
Nasehat
seperti apa lagi yang engkau butuhkan, sedangkan Rasulullah SAW pernah
bersabda, "Nasehati dirimu dengan dua hal. Nasehat yang berbicara yaitu
Al-Qur'an dan nasehat yang bisu yaitu kematian."
Dengarkan
dan simaklah dengan rasa haru, betapa Sayidina Ali memberikan fatwanya yang
sangat indah dan menggetarkan jiwa.
Ia
berkata, ketahuilah wahai hamba-hamba ALLAH, kamu sekalian serta segala yang
kamu miliki dari dunia ini berada di jalan orang-orang sebelum kamu yang telah
pergi meninggalkannya.
Mereka
lebih panjang usianya daripada kamu, lebih makmur kediamannya dan lebih
membekas peninggalannya. Suara-suara mereka kini redup membisu, kegiatan mereka
tak berbekas, tubuh-tubuh mereka hancur, rumah-rumah mereka sunyi senyap dan
peninggalan mereka kini hanya reruntuhan.
Nama
dan panggilan mereka sirna diterkam warna zaman. Istana yang dilulur
manik-manikan dan permadani, kini hanya fosil bebatuan. Tempat-tempatnya
berhimpitan, namun penghuninya berjauhan. Betapa mungkin mereka saling
berkunjung, sedangkan jasad-jasad mereka telah hancur luluh oleh kerapuhan.
Kini
bayangkanlah seolah-olah kalian sendirian telah menjadi mereka. Tertahan di
atas tempat pembaringan seperti itu, terkungkung dalam ruangan gelap pengap.
Tubuhmu yang gagah, kini ajang pesta rayap-rayap kecil.
Apa
kiranya yang akan kalian lakukan apabila telah sampai akhir perjalanan. Saat
gundukan tanah terakhir menutup lubang kuburan, jawaban apa yang akan engkau
berikan pada saat sidang peradilan? Sedangkan junjungan tercinta Rasulullah Shallahu
'alaihi wassallam bersabda,'‘Ketahuilah bahwa kubur itu taman-taman yang ada di
surga atau lubang dari segala lubang di neraka." (HR Tirmidzi).
Maka
datangilah kuburan. Biarkan setiap nisan bisu itu menjadi nasihat untuk dirimu.
Tataplah dengan penuh rasa haru. Di hadapanmu ada gundukan tanah yang memeluk
tulang belulang. Di antara mereka ada yang namanya disanjung atau dipasung.
Di
antara mereka ada yang hidupnya mewah penuh suka cita gelak tawa. Tetapi, ada
pula mereka yang selama hidupnya didera deru derita penuh duka. Kini tubuh
mereka bernasib sama, bisu beku, mendebu. Tetapi, ruhnya berbeda-beda. Ada yang
memasuki taman surga, ada yang menjerit memasuki lubang-lubang gelap yang lebih
gelap lagi.
Orang
bijak berkata,"Ketika terlahir engkau menangis dan semua yang menyambut
tertawa. Maka, ketika datang hari perjumpaan, jadikanlah dirimu tertawa menatap
taman surga dan orang-orang menangis duka kehilangan dirimu."
Karena
itu, jadilah anggota rombongan yang tahu ke mana akhir perjalanan mengarah.
___ Soraya Qurrotul’aiin
SyifaaulgHalb ___