Kefaqihan dan Kehati-Hatian Ulama' Terdahulu


Semangat telah hilang, cinta menipis, keinginan untuk berbuat kebaikan semakin melemah, pemahaman membeku, watak manusia rusak, penyebab semua ini adalah makanan yang buruk, atau makanan haram.
Diriwayatkan bahwa Imam Al-Haramain setiap kali ditanya seseorang, ia selalu dapat menjawab. Namun suatu kali ditanya seseorang, ia tak berkutik. ”mengapa kau tak menjawab?” tanya seseorang. ”mungkin karna sisa susu yang masih tertinggal” ”apa maksudmu?” ”dahulu sewaktu aku masih menyusu, ayahku sangat berhati2 dalam menjaga minumanku. Beliau tidak membiarkan ibuku makan sesuatu, kecuali yang benar2 halal. Suatu hari seorang budak keluarga fulan masuk ke rumah kami.

Tanpa sepengetahuan ibuku, budak itu meletakan aku di pangkuaanya kemudian menyusuiku. Mengetahui hal ini ayahku sangat marah lalu memasukkan jarinya kedalam mulutku, sehingga aku muntahkan semua susu yang baru saja kuminum dari budak itu. Namun, rupannya masih ada susu yang tersisa.” Imam Al-Haramain adalah tempat bertanya masyarakat. Beliau menghafal ucapan guru beliau, Abu Bakar al-Baqillani, yg tertulis dalam 12000 lembar kertas mengenai ushul. Ketika Imam Al-Haramain wafat, 400 wadah tinta murid2nya tak berfungsi lagi. Mereka berkata,”kali ini, ilmu benar-benar Mati.” namun setelah setahun kemudian keadaan pulih seperti sediakala. Para murid Imam al-Haramain dapat menggantikan kedudukan gurunya. Mereka menjadi rujukan masyarakat. Salah seorang di antaranya adalah Al Imam Al Ghazali.
(terjemah manaqib Al Imam Al Quthbul Wujud Al habib Ali Habsyi (simthud durrar)
———————————————
IMAM ABU BAKR AL ABHARI ulama faqih dan muhaddits penganut madzhab Maliki menyampaikan,”Aku telah membaca Mukhtashar Ibnu Abdil Hakam 500 kali, Al Asadiyah 75 kali, Al Muwaththa’ 45 kali, Mukhsthar Al Barqi 70 kali, Al Mabsuth 30 kali.”
(Tartib Al Madarik, 6/186)
———————————————
Imam Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, yang diakui sebagai mujtahid mutlak setelah imam Syafi’i, mampu menghafal buku sebanyak yang dibawa oleh 80 ekor onta, salah satunya adalah 700 jilid buku dalam ilmu tafsir.
———————————————
IMAM AL HARAMAIN AL JUWAINI(Guru dari Hujatul Islam Al imam Ghazali) merupakan ulama yang benar-benar total dalam masalah ilmu, hingga beliau tidak main-main dalam mengusai dan menyampaikannya. Ini bisa dilihat dari keseriuasan beliau dalam menghafal ilmu. Pernah beliau menyatakan,”Aku tidak berbicara mengenai ilmu kalam, kecuali setelah menghafal pendapat Qadhi Abu Bakr Al Baqilani setebal 12 ribu halaman.”
(Thabaqat Asy Syafi’iyah Al Kubra, 3/259)
——————————————
IMAM ABU ISHAQ AS SYIRAZI merupakan ulama madzhab As Syafi’i yang terkenal dengan hafalannya yang kuat. Bahkan ada ulama yang menyebutkan bahwa pengetahuan Imam As Syirazi mengenai khilaf para ulama seperti hafalan surat Al Fatihah. Hal itu tidaklah mengherankan karena mujahadah Imam As Syirazi dalam belajar cukup kuat.
Mengenai mujahadab beliau dalam belajar, ulama yang juga memiliki gelar “Syaikh Al Islam” ini mengatakan,”Aku mengulangi setiap masalah qiyas sebanyak 1000 kali. Dan jika aku selesai maka aku menghafal qiyas yang lainnya. Demikianlah, aku mengulangi setiap palajaran seribu kali”.
(Thabaqat As Syafi’iyah Al Kubra, 4/218)
———————————————

Al-Hafidz Ibnu Syahin menulis 330 judul buku, di antaranya adalah 1000 jilid kitab tafsir Qur’an dan 1600 jilid kitab Al-Musnad. Di akhir hayatnya, ketika jumlah tinta yang ia gunakan untuk menulis ditimbang, ternyata ia telah menghabiskan lebih kurang 1800 liter tinta.