Embun Kehidupan Semburat Kebahagiaan


Adakah yang lebih indah dari Beningnya Embun Pagi ... ???
Butirannya menggelayut manja di dedaunan dan rerumputan bagaikan Kristal yang bercahaya ... Ada Cinta, ada kasih sayang. Di beningnya ada damai yang meresap, ada rindu dan ada sejuta makna ketika embun itu terlihat, bahkan terhampar di rerumputan di setiap sudut Rumah kita.

Hadirnya embun di pagi buta adalah Bukti Nyata dan pesan terindah dari Allah SWT, bahwa setelah malam yang pekat akan hadir Hari baru, bahwa embun yang hadir pagi ini bukanlah embun yang kemarin hadir, meski sama-sama bergelayut di ujung bunga Mawar milik kita. Karena embun yang kemarin telah di luluh lantakkan oleh teriknya mentari, dan hari ini Allah SWT menghadirkan embun yang baru untuk bergelayut manja, Sebagai petunjuk darinya bahwa hari baru telah tiba.

Embun memang hanyalah setetes pagi yang mencoba menyusun kata-kata, padahal kata-kata selalu mencari Makna, gerombolan pikiran yang berduyun-duyun mencari ruang tanpa aturan, tanpa batasan. Ada yang memicu, ada yang menginspirasi. Cetakan peristiwa masalalu atau peristiwa yang baru saja terjadi atau cita-cita ke depan yang belum pasti, dan ..... Embun pun menetes jatuh lenyap terserap bumi tatkala fajar telah kian hangat. Bila berkenan, nantikanlah hingga Esok hari, sebelum jadi pagi.  Semoga esok kan ada susunan kata-kata baru.

Embun, memiliki filosofi yang sangat bagus, unik nan indah, pada saat musim hujan atau musim kemarau sekalipun, embun akan tetap muncul di Pagi hari, memberikan kesegaran alami.

Embun sering muncul tetes demi tetes, namun terkadang tetesan-tetesan tersebut saling bersatu bergandengan membentuk butiran yang lebih besar. Namun satu hal yang tetap bisa dilihat pada si Embun, yakni dia tetap bening, jernih, polos, apa adanya, selalu bergerak mengikuti arah daun meliuk.

Demikian juga hidup, terkadang sedih, terkadang gembira, terkadang jadi problem-solver, terkadang jadi trouble-maker, terkadang sepi sendiri, terkadang terasa sumpek dengan hingar bingar Dunia. Namun hidup tetaplah hidup, dengan segala dinamikanya naik-turun mengikuti jalan yang telah ditentukan, dan sejarah tidak bisa berpura-pura, ia jujur dan jernih dalam mengungkap Fakta.

*****

Berawal dari setetes embun jatuh di pucuk hijau daun menembus dingin Kabut tipis dalam hening Subuh sunyi sebelum semburat merah fajar menyingsing  merekah dan wajah mentari ramah bulat menyapa hangat berbinar indah.

Tiap hari baru adalah Anugerah dan kesempatan untuk satu kehidupan baru, semestinya disyukuri dan selayaknya diisi dengan banyak kebajikan sebagaimana bertabur kebaikan yang bertebaran dalam hembusan angin yang membelai dalam hela nafas lembut menyapa jiwa yang tenang dan merindukan wajah-wajah berseri karena bersihnya hati, melantunkan lagu dan nyanyian syair puja-puji, gemulai tarian ringan bagai kapas namun sarat pahala dan kesempatan amal Shaleh yang teramat sayang di sia-siakan, butir-butir debu, bulir-bulir atom yang seberat biji-biji hikmah yang tertanam subur dibalik tiap tanah gembur yang dibajak oleh roda-roda peristiwa dalam kerasnya lika-liku kehidupan, perlahan menyembul singkap dan lambat laun tetap jua terungkap setelah tersembunyikan dengan rapi lagi dalam makna dan maksud dari Sang Penulis Cerita bagi tiap-tiap jiwa yang masih bernyawa.

Siapa menabur benih, akan menuai hasilnya ...
Siapa menanam tanaman walau butuh waktu lama untuk tumbuh kelak akan menikmati hasilnya. Dan buah ranum matang manis dan lezat dari kesabaran dan keikhlasan dalam mengarungi terjal landai dan Curam nan berkelok perjalanan kehidupan hanyalah keridho'an-Nya kepada hamba-hamba yang Shaleh lagi senantiasa bersabar dan bersyukur serta selalu berbaik sangka kepada-Nya.

Bak etani menuai padi menguning sa'at masa panen yang dinantikan akhirnya tiba, bulir demi bulir yangmenumpuk dan bergunung-gunung bukanlah buah dari kerja semalam, melainkan hasil jerih payah keringat bersimbah selama berbulan-bulan, Wajah tulus nan berbinarsemburat kepuasan berbalas kebahagiaan, Sunnguh, semua itu memang layak tuk didapatkan ...


::: Sorayaa Qurrotul'aiin SyifaaulgHalb :::