Inilah sepuluh tabir antara kita dan Allah yang menghalangi
kita saat melakukan perjalanan menuju Allah. Semua tabir itu muncul dari 4
unsur : diri, syetan, dunia dan hawa nafsu. Keempat unsur ini bisa merusak
ucapan dan perbuatan , merusak niat, memutuskan jalan , amalan dan niat sebelum
sampai perbuatan ini di hati .
TABIR 1. TIDAK MENGENAL ALLAH
Orang yang tidak mencintai Allah pasti tidak mengenal-Nya,
sebaliknya orang yang tidak mengenal-Nya pasti tidak mencintai-Nya
Semakin kita mengenal Allah semakin dalam cinta kita
pada-Nya.
“SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN BERAMAL SHALEH,
KELAK ALLAH YANG MAHA PEMURAH AKAN MENANAMKAN DALAM (HATI) MEREKA RASA KASIH
SAYANG”(Qs Maryam:96)
Tabir yang paling tebal adalah tidak mengetahui Allah dan
tidak menyadari keberadaan-Nya karena seorang cenderung memusuhi sesuatu yang
tidak diketahuinya.
KEMULIAAN ITU TERKAIT DENGAN KETAATAN, SEMENTARA KEHINAAN
TERKAIT DENGAN KEMAKSIATAN. TAAT KEPADA ALLAH AKAN MENGHASILKAN CAHAYA ,
KEMULIAAN, KEBAHAGIAAN, KETERSINGKAPAN HIJAB DAN PETUNJUK”
Siapa saja yang melakukan bid’ah maka ia akan terhalang dari
Allah karena kebidahannya itu. Sampai ia mampu melepaskan diri dari bid’ah tsb.
“SIAPA SAJA MEMBUAT SESUATU YANG BERTENTANGAN DENGAN AGAMA
KITA , MAKA IA DITOLAK”( HR Bukhari)
“KEPADA-NYA LAH NAIK PERKATAAN-PERKATAAN YANG BAIK DAN AMAL
YANG SHALEH DINAIKKAN-NYA (Qs Fathir : 10)
Dari penafsiran para ulama terdahulu , seorang mukmin ketika
melakukan amal shaleh, maka amalnya itu akan menembus langit, menyibak tabir
dan melayang menuju Allah seakan amal itu membuka pintu langit. Jika orang
mukmin itu meninggal , maka ruh-nya naik. Lalu ia akan menemukan pintu-pintu
itu terbuka. Yang membukakan pintu itu , menyiapkan berbagai jalannya memuluskan
sekat-sekatnya tak lain adalah amalnya sendiri. Asal amal itu adalah amal
shaleh serta zikir.
Jika ia tidak memiliki amal shaleh, maka pintu-pintu itu
akan tetap tertutup begitu juga jalan-jalan nya dan sekat-sekatnya. Jika ia
meninggal , maka ruhnya tetap naik tetapi pintu-pintu langit itu terkunci
baginya. Ia tidak bisa membuka jalan itu sendiri lantaran amalnya.
“SIAPA SAJA YANG BERAMAL SHALEH MAKA UNTUK MEREKA SENDIRILAH
MEREKA MENYIAPKANNYA (TEMPAT YANG MENYENANGKAN)(Qs Al-Rum : 44)
TABIR 3. DOSA-DOSA BESAR YANG TERSEMBUNYI
Yang termasuk kategori ini banyak sekali seperti
kesombongan, membanggakan diri, congkak, iri, dengki,ujub, riya. Dosa besar
yang tersembunyi lebih besar dosanya daripada dosa besar yang tampak. Lebih
besar dosanya daripada zina, minum-minuman keras atau mencuri. Karena akan
menjadi tabir antara hati hamba dengan Tuhan-Nya. Hal ini terjadi karena jalan
menuju Allah hanya dapat ditempuh dengan Hati dan tidak bisa ditempuh dengan
kaki.
TABIR 4. DOSA-DOSA BESAR YANG TAMPAK
Seperti mencuri, minum-minum keras dan dosa besar lainnya.
Ingat, tidak disebut dosa kecil jika dilakukan terus menerus (ishrar), serta
tidak disebut dosa besar jika diiringi dengan Istighfar (tobat)
WAHAI HAMBA ALLAH , BILA HENDAK MELAKUKAN MAKSIAT KEPADA
ALLAH CARILAH TEMPAT YANG TAK TERLIHAT OLEHNYA. CARILAH JUGA KEKUATAN SELAIN
ALLAH YANG BISA MEMBANTUMU, HANYA SAYANG SEKALI ENGKAU TAKKAN MENEMUKANNYA.
TABIR 5. DOSA- DOSA KECIL
Betapa banyak dosa kecil yang menyebabkan pelakunya suu’ul
khatimah.
Seorang mukmin adalah sosok yang selalu menganggap besar
dosa. Ia memandang dosanya – walaupun kecil- sebagai dosa besar. Karena ia
selalu waspada kepada Allah , seperti halnya ia tidak pernah meremehkan kebaikan
sedikitpun karena menganggap kebaikan itu mengandung karunia dan anugerah
Allah. Ia bersikap tengah-tengah, antara dua sikap ini hingga ia membersihkan
hatinya dari sikap kecil dosa dan menganggap remeh ketaatan . Yang menghampiri
Tuhan-Nya Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang, Makha Penerima Tobat, Maha
Lembut, Maha Segalanya, Lalu ia minta ampun kepada-Nya hingga tersingkaplah
tabir itu.
Tabir ini merupakan yang paling besar , paling tebal dan
paling padat. Cara memutuskan dan menghilangkan tabir ini adalah dengan
memurnikan tauhid. Syirik sangat dibenci oleh Allah. Tak ada hal-hal lain yang
lebih dibenci oleh Allah melebihi perbuatan Syirik dan Orang-orang Musyrik.
“INGATLAH , HARI YANG WAKTU ITU KAMI MENGHIMPUN MEREKA
SEMUANYA, KEMUDIAN KAMI BERKATA KEPADA ORANG –ORANG MUSYRIK, ‘DIMANAKAH
SEMBAHAN-SEMBAHAN KAMU YANG DULU KAMU KATAKAN (SEKUTU-SEKUTU ) KAMI? . KEMUDIAN
TIADALAH FITNAH MEREKA KECUALI MENGATAKAN ‘DEMI ALLAH, TUHAN KAMI , TIADALAH
KAMI MEMPERSEKUTUKAN ALLAH. LIHATLAH BAGAIMANA MEREKA TELAH BERDUSTA KEPADA
DIRI MEREKA SENDIRI DAN HILANGLAH DARI MEREKA SEMBAHAN-SEMBAHAN YANG DULU
MEREKA ADA- ADAKAN. (Qs Al-an’am ; 22-24)
TABIR 7. SIKAP BERLEBIHAN DALAM PERKARA MUBAH.
Semua yang dianggap biasa, adat istiadat, sikap berlebihan,
juga hal-hal yang mubah bisa menjadi tabir antara seorang hamba dengan
Tuhan-Nya.
Mis, Perut yang bisa menjadi tabir antara hamba dengan
Tuhan-Nya.
“TIDAKLAH SEORANG ANAK ADAM MEMENUHI WADAH YANG LEBIH BURUK
DARIPADA PERUTNYA” (HR Al- Thirmidzi).
Kenapa nabi berkata demikian? Karena lambung jika telah
penuh, maka pikiran tidak akan optimal bekerja, anggota tubuhpun akan abai
terhadap segala aktifitas yang harus dilakukannya. Selain perut , pakaian juga
bisa menjadi tabir antara hamba dengan Tuhan-Nya .
“SEMOGA CELAKA ORANG YANG MEMUJA DINAR, DIRHAM DAN PAKAIAN”
(HR Bukhari). (Maksudnya disini pakaian yang berlebih-lebihan).
TABIR 8. LALAI KEPADA ALLAH
SIKAP LALAI BISA MENDOMINASI HATI SEORANG KALA HATI NYA ITU
JAUH DARI SANG KEKASIH yakni ALLAH SWT Yang Maha Tinggi. Pada gilirannya orang
itu akan mengikuti hawa nafsunya, mengikuti perilaku Syetan dan melupakan
Allah.
“JANGANLAH KAMU MENGIKUTI ORANG YANG HATINYA TELAH KAMI
LALAIKAN DARI MENGINGAT KAMI, SERTA MENURUTI HAWA NAFSUNYA DAN ADALAH KEADAANNYA
ITU MELEWATI BATAS (Qs Al-Kahf : 18).
TABIR 9. ADAT KEBIASAAN DAN TRADISI.
Didunia ini ada orang yang menghamba kepada kebiasaan. Agar
bisa sampai kepada Allah, seseorang harus membebaskan diri dari segala bentuk
penghambaan kepada selain Allah. Menurut Syekh Al-Islam , ibn Taymiyah, TIDAK
SAH PENGHAMBAAN KEPADA ALLAH SELAMA MASIH ADA JATAH UNTUK SELAIN ALLAH. Oleh
karena nya kita harus mengikhlaskan diri hanya untuk Allah. Dengan begitu Dia
akan Menerimamu.
TABIR 10. KAUM AGAMIS YANG BERLAKU JAUH DARI JALAN LURUS.
Inilah tabir orang-orang agamis (Multazimin).
Seseorang yang membangga-banggakan amalannya, amalan itu
akan menjadi tabir antara dirinya dengan Allah. Seharusnya tidak
mengingat-ingat amal baiknya. Akan tetapi hendaknya bersikap TENGAH-TENGAH.
• Mengenang anugerah Tuhan padanya sambil memperhatikan aib
diri dan jiwanya.
• Memperhatikan anugerah dan nikmat Allah padanya berupa
pemberian taufik dan bantuan kepadanya , lalu memperhatikan amalannya.
Bagaimana amalan itu belum dilakukan seperti seharusnnya, melainkan dikotori
oleh hama-hama yang menghalangi diterimanya amal Oleh Allah. Lalu
bersungguh-sungguh dalam berusaha. Jika tidak ada keterkaitan hati dengan
perbuatannya , sikap membanggakan , serta kesibukannya sehingga melalaikan
Allah bisa menjadi penghalang.
Orang bijak mengatakan : ‘JIKA KAMU RIDA DENGAN DIRI DAN AMAL
PERBUATAN MU ITU MAKA KETAHUILAH BAHWA SEBENARNYA ALLAH TIDAK RIDA KEPADA MU.
SIAPAPUN YANG MENYADARI BAHWA DIRINYA TEMPAT SEGALA AIB DAN KEJELEKAN ,
AMALANNYA MUDAH TAKLUK KEPADA KEBURUKAN DAN KEKURANGAN, BAGAIMANA DIRI DAN
AMALANNYA ITU AKAN RIDA KEPADA ALLAH?”
Sudah yakinkah kita berapa tabir yang memisahkan kita hari
ini dengan Allah SWT ? Bagaimana kita melepaskan diri dari tabir-tabir itu?
Jujurlah kepada Allah, jujurlah kepada diri , Jujurlah dalam kembali Kepada-Nya
agar ke-10 tabir antara diri kita dengan-Nya itu sirna. Semua tabir itu tidak
akan hilang kecuali dengan bantuan Allah.
( Referensi : M. Husayn Ya’qub "Tuhan Aku Ingin Kembali"