Hubungan Maksiat Dengan Bencana
*Al-Imam Al-Quthb Al-Habib Muhammad bin Abdullah bin Syech
bin Abdullah bin Syech Alaydrus*
( kitab Iidhoohul Asroori Uluumil Muqorrobiin)
----------------------
Wahai saudaraku, sadarlah, perbaikilah amal shalehmu dengan
sekuat tenaga. Amatilah setiap zaman dengan cermat. Sebab, ada zaman yang
keburukannya banyak dan kebahagiaannya sedikit. kesedihannya tersebar rata,
kesusahannya banyak dan keberkahannya sedikit. Dikatakan bahwa Allah SWT.
mewahyukan kepada salah seorang nabi-Nya .AS, "Jangan mencari harta dan
berkeluarga di zaman yang penuh bencana." Oleh karena itu seorang yang
berakal hendaknya sadar dan berhati-hati, berusaha mendekatkan diri kepada
Allah dengan segenap kemampuannya agar terhindar dari bencana. Sesungguhnya
yang menjerumuskan manusia ke dalam berbagai bencana ini tak lain adalah
kelalaian, pengabaian, berpalingnya mereka dari Allah Yang Maha Tinggi, dan
keinginan kuat untuk dekat kepada Allah tanpa diiringi amal yang memadai.
Karena itulah Allah SWT murka dan tidak memberikan berkah pada bumi. Sehingga
alam porak poranda dan keadaan makhluk pun terpuruk.
Demikianlah zaman yang penuh kelalaian. di dalamnya para
pelaku maksiat bermaksiat secara terang-terangan, zaman yang serba sulit, zaman
yang pengaruhnya sangat mengkhawatirkan. Keadaan ini menunjukkan bahwa Allah
SWT telah berpaling dari makhluk-Nya. Sebab, jika Allah meridhoi hamba-NYA,
maka la akan memandang mereka dengan penuh kasih, alam pun bercahaya, jiwa
senang, hati hidup, kebahagiaan tampak, keadaan manusia menjadi baik, berkah
melimpah ruah dan kebaikan semakin meningkat.
Dikatakan dalam sebuah
Diwan-syair:
Kau lihat kampung ini ceria saat Nu'man ada,
Dan menjadi suram ketika ia tiada
atau :
Demi hidupku,
jika hati ini bahagia saat berdekatan denganmu,
ia pasti menderita ketika jauh darimu,
kau pergi atau tinggal,
cintaku padamu tetap membara,
tempatmu di hatiku selalu terjaga,
betapa sepi dunia tanpa dirimu,
dan alangkah indahnya bila bersamamu
Atau:
Kehadiranmu membuatku senang dan bahagia,
Tanpamu dunia adalah penjara,
Kujalani hidup ini,
dan kehidupan terasa nikmat bersamamu,
berderai air mataku karenamu,
dan kampung ini terasa nyaman berkatmu.
Jika tidak berlomba 'tuk memperoleh cintamu
dan tidak cemburu kepadamu
lalu dengan siapa lagi aku mesti berlomba?
Kau telah membuatku mencintai Najd dan Hajir,
Padahal keduanya bukan negeriku,
Kau dahulu pernah tinggal disitu,
Maka keduanya menjadi tempat nyaman bagiku.
Para ulama berkata, Jika Allah Ta'ala berpaling dari
makhluk, la jadikan alam ini gelap gulita, maka lenyaplah kesenangannya,
padamlah cahayanya, hancurlah hati manusia, menjadi buruk keadaan mereka,
tersebar merata kesedihan,menjadi sedikit kebaikan, lenyaplah amanah, hilanglah
rasa cinta, membumbung tinggi harga-harga, orang jahat berkuasa, berkuranglah
keuntungan para pedagang, orang berakal menjadi bingung menyaksikan
peristiwa-peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan bumi porak
poranda dan tak ramah kepada penghuninya.
Dalam syair dikatakan:
Jika aku berkunjung ke suatu kota
dan tak kulihat engkau disana
kota berubah muram wajahnya
dan semua menjadi gelap gulita
Bencana ini terjadi karena dosa-dosa manusia; karena mereka
melanggar larangan-Nya dan mengabaikan perintah-Nya. Sebab Allah dapat
menyegerakan atau menunda siksa. Siksa yang disegerakan adalah seperti yang
telah kusebutkan: kerusakan alam dan lain-lainnya. Adapun siksa yang ditunda
adalah siksa yang dijanjikan di akhirat. Oleh karena itu, orang yang cerdas
seharusnya bangkit dari tidurnya dan mencurahkan semua tenaga untuk
bersungguh-sungguh beribadah kepada Tuhannya. Sehingga, ketika manusia ditimpa
siksa dan bencana, maka Allah dengan Rahmat-Nya akan menyelamatkan mereka yang
sungguh-sungguh berkhidmat kepada-Nya. Sebab, bencana yang diturunkan akan
menimpa semua manusia: yang taat apalagi yang durhaka. Hanya saja bencana yang
menimpa orang yang baik, sedikit dan sangat ringan.
Meskipun bencana dan
musibah duniawi menyakitkan dan membahayakan, namun demi mencari pahala, maka
kaum sholihin bersabar atas pahitnya qodho dan pedihnya bala'. mereka berkata:
baik ataupun buruk perlakuan-Nya
aku pasti ridho kepada-Nya
dan hatiku pun rela dengan ketentuan-Nya
meski tak pernah kuhirup aroma keridhloan-Mu
meski tak kunjung henti hari-hari amarah-Mu
Lain halnya dengan orang yang lalai dan suka bermaksiat.
Mereka akan mendapat bencana dan malapetaka yang dahsyat. Demikian buruknya
perbuatan mereka. sehingga bencana itu juga menimpa orang-orang yang baik di
antara mereka.
Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:
"Dan peliharalah dirimu daripada siksa yang tidak
khusus
menimpa orang-orang yang zalim di antaramu saja."
(QS :Al-Anfal.)
Wallahu a'lam bis showaab