Kesempurnaan (Part II)


Kahlil Gibran bertanya pada gurunya,

“Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup?”

“Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali ke belakang,” jawab sang guru.

Setelah berjalan dan sudah sampai di ujung taman, Gibran ternyata kembali dengan tangan hampa.

Lalu guru nya pun bertanya, “Mengapa kamu tidak mendapatkan satu bunga pun?”

Gibran pun menjawab, ”Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya tapi aku tidak memetiknya karena aku pikir mungkin yang di depan pasti ada yang lebih indah lagi, namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang terindah, dan seperti katamu, aku pun tak bisa kembali kebelakang lagi!”

Dengan tersenyum guru nya berkata:

“Ya, itulah hidup, semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya, karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan.”

*******

Bagaimana mengambil kesimpulan dari cerita diatas?

Kesempurnaan didunia bersifat fana, makin dicari kadang kecewa yang kita dapatkan. Guru Khalil Gibran memberikan panduan bagaimana cara dalam mencari kesempurnaan yang diumpamakan seseorang berjalan di  jalan yang kiri kanannya berupa kebun penuh bunga.

Pada saat berjalan beberapa langkah dengan mengamati dan membanding-bandingkan, akhirnya ditemukan bunga yang cantik. Pada saat menemukan bunga yang cantik, harusnya segeralah berhenti dan memetiknya, jangan lagi menoleh kebelakang atau berjalan terus dengan harapan ada bunga lainnya didepan yang lebih cantik. Intinya, bunga yang cantik sekalipun pasti tersimpan kekurangan.



"Di kala kita siap dengan segala kekurangan, itulah sejatinya kesempurnaan."