Allah
memerintahkan kita shalat, tapi Dia tak shalat. Allah memerintahkan untuk
berzakat, tapi Dia tak zakat. Allah memerintahkan untuk berhaji, tapi Dia tak
berhaji. Tapi, Allah memerintahkan kita bershalawat untuk Nabi, Dia sendiri pun
bershalawat untuk Nabi.
Sungguh
shalawat adalah rahmat yang sempurna, kesempurnaan atas rahmat bagi
kekasih-Nya. Disebut sebagai rahmat yang sempurna, karena tidak diciptakan
shalawat, kecuali hanya pada Nabi Muhammad SAW.
Shalawat
kita kepada Nabi adalah doa yang ditujukan pada Rasulullah SAW sebagai bukti
rasa cinta, sayang, rindu, terima kasih dan hormat kita kepadanya.
Shalawat
juga merupakan wujud doa dari para malaikat, bahkan Allah SWT memerintahkan
malaikat untuk mendoakan mereka yang bershalawat, sebagaimana yang terkandung
dalam firman-Nya pada Surat AI-Ahzab ayat 56
"Sesungguhnya
Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang
beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh
penghormatan kepadanya." (QS Al-Ahzab [33]: 56).
Shalawat
dari Allah SWT berarti memberi rahmat baginya. Shalawat dari malaikat berarti
memohon ampunan (istighfar) baginya, dan shalawat dari orang mukmin berarti doa
agar diberi rahmat seperti ungkapan:Allahmuma sholli 'ala Sayyidina Muhammad,
berarti "Ya Allah, limpahkan- lah rahmat kepada junjungan kami, Nabi
Muhammad saw."
Hanya
shalawat, ibadah yang Allah SWT sendiri juga melakukannya. Shalawat sedemikian
dahsyatnya hingga Allah SWT menjalankannya sendiri, dan memerintahkan malaikat
dan manusia untuk bershalawat kepada Rasulullah saw.
"...Kelak
di hari kiamat, seluruh manusia akan menghadap pada Rasulullah Saw sambil
berucap, 'Dengan kemuliaanmu Muhammad, selamatkan aku dari siksa-Nya.' Saat
itu, hanya syafaat Rasulullah Saw yang dapat menyelamatkan kita dari
siksa-Nya..."
Shalawat
merupakan jalinan hubungan Rasulullah SAW kepada Allah SWT dan rasa terima
kasih kita pada Rasulullah Saw. Semakin banyak kita bershalawat, maka semakin
bertambah cinta kita kepadanya, dan Allah SWT pun akan mencintai kita.
Dalam
hadits riwayat Ibnu Majah dan Thabrani, Rasulullah SAW bersabda:
“Kalau
seseorang bershalawat kepadaku, malaikat juga akan mendoakan keselamatan yang
sama baginya. Untuk itu, bershalawatlah, meski sedikit atau banyak."
Shalawat
adalah ungkapan rasa terima kasih kita pada Rasulullah SAW atas segala jasa dan
pengorbanannya yang telah menuntun kita ke jalan yang benar. Ia pengingat akan
keistimewaannya dalam setiap langkah dalam kehidupan ini, sekaligus rasa syukur
kita pada Allah SWT.
Kelak
di hari kiamat, seluruh manusia akan menghadap pada Rasulullah Saw sambil
berucap, "Dengan kemuliaanmu Muhammad, selamatkan aku dari
siksa-Nya." Saat itu, hanya syafaat Rasulullah Saw yang dapat
menyelamatkan kita dari siksa-Nya. Syafaat yang merupakan bantuan Rasulullah
Muhammad Saw dengan izin Allah SWT yang dapat meringankan, bahkan menghapus semua
dosa kita.
Lalu,
siapa lagi yang menjadi rahmat bagi seluruh alam ini selain Nabi Muhammad saw?
Sebagaimana firman-Nya yang terkandung dalam surat Al-Anbiya' ayat 107.
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi seluruh alam." (QS Al-Anbiya' [21]: 107).