Rahasia Sang Mawar



Tahukah kau dimana diriku saat seluruh makhluk mencari nikmatnya keindahan dunia?
Tahukah kau dimana diriku saat bunga-bunga cantik yang lain begitu mempesona?
Tahukah kau dimana diriku saat semerbak harum bunga lain menebar untuk sang kumbang?

Apa kau tahu?
Ketika semua merekah, aku bersabar di dalam kuncupku.
Ketika siapapun mempesona, aku bersabar menunggu proses kuncupku menjadi merekah, menjadi kelopak bunga yang sangat indah.
Helai demi helai...
Terkadang proses itu pun tak sempurna yang terlihat.
Lagi-lagi pengorbanan
Ya... Butuh pengorbanan.
Ketika ku perlahan merekahkan lembaran-lembaran bunga daunku, angin berhembus membuat helaian diriku terlepas. Gugur... Jatuh... Rapuh...

Tapi apa kau tahu?
Dengan gugurnya helai demi helai dari diriku, tidak membuatku mati.
Justru aku dapat tumbuh kembali dari sisa-sisa serbuk sari, tumbuh kembali mnjadi kuncup bunga, dan setelahnya aku lebih kuat, hembusan angin tak dapat lagi mematahkan helaian daun bahkan tangkaiku lagi.
Begitulah Rahasia sang Mawar, yang memang indah, namun selalu menutupi keistimewaannya

Dan ku ingat kalam Beliau As Syekh Abu Bakar bin Salim Ra,
"Sesungguhnya derajat yang tertinggi dalam Maqom Sabar adalah menahan diri daripada mengadu kepada selain ALLAH SWT. Dan derajat paling tinggi disisi Auliya'ullah yang utama adalah Tawadhu dan Khumul (menutupi keistimewaan diri)."

Pesanku untuk para perindu Wardatul Jannah (Mawarnya Surga) :
Kelak ketika penduduk langit telah menungguku.
Ku ingin kamu, dan aku disana... Menangisi perpisahan karena kerinduan untuk saling bernasihat di bumi.
Dan dengan izin ALLAH SWT, Mempertemukan kita kembali di Surga-Nya ALLAH SWT.
Waktumu yang paling bermanfaat adalah disaat kamu fana' dan waktumu yang paling sia-sia adalah disaat kamu hanya asyik dengan perkara dirimu.
Jadilah orang yang selalu bermanfaat untuk banyak manusia, selama nafas itu masih ada.


::: Soraya Qurrotul'aiin SyifaaulgHalb :::