Bagi
seorang istri suami adalah seorang raja yang harus dihormati, bahkan Rasulullah
salallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Seandainya aku memerintahkan
seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya akan aku perintahkan para
isteri untuk sujud kepada para suami mereka, karena besarnya hak yang Allah
berikan kepada para suami atas mereka" [HR Abu Dawud, 2142. At-Tirmidzi,
1192; dan Ibnu Majah 1925. Dishahîhkan Syaikh al-Albâni dalam Irwa`ul-Ghalil,
7/54].
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd5-v83ZC6P4q8d_uY_oi0tODTJhQNNthd06KazGrtSdonxwIjp8-iUxsz211HSMFBJyoWCq6JC33ipNYQloMe-U-XD1lzNfQXe7Cm4YVG8Owhw66tl67XzphhCzXnOuxaDgG_u4yAxeY/s1600/unduhan+%25284%2529.jpg)
Sungguh
besarnya hak seorang suami yang harus dipenuhi oleh sang istri, bahkan seorang
suami penentu masuk surgan atau nerakanya seorang istri. Rasululloh
sahallallahu'alaihi wa sallam bertanya kepada bibi Al Hushain:“Apakah engkau
sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau
terhadap suamimu?”, tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi. Ia
menjawab, “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku
tidak mampu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah di
mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga
dan nerakamu.” (HR. Ahmad 4: 341 dan selainnya. Hadits ini shahih sebagaimana
kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933).
Duhai
istri bersabarlah saat engkau memenuhi hak suamimu. Jika Ia suamimu termasuk
orang yang sholih taat kepada Allah dan Rasulnya maka bersyukurlah engkau
karena ia tidak akan menyakiti hatimu dan mengurangi hakmu. Namun jika Ia
suamimu bukan termasuk orang yang sholih lagi taat kepada Allah dan Rasulnya
maka bersabarlah karena engkau harus membimbingnya untuk menjadi manusia yang
taat kepada Allah dan Rasulnya.
Ada
sebuah kisah pendek tentang pengorbaban seorang suami untuk istri dan anaknya.
Semoga kisah ini bisa diambil ibrohnya/pelajaran tentang pengorbaban seorang
suami, agar kita sebagai seorang istri selalu bersyukur kepada Allah karena
telah memilihkan suami seperti suami kita, dan selalu berusaha untuk memberikan
yang terbaik buat suami kita.
Dibawah
langit senja yang dipenuhi awan gelap terdengar rintik-rintik hujan turun
membasahi tanah kering karena panas. Dibalik bisingnya hujan terdengar suara
memangil.
"
Ummi....." suara lembut itu membangunkan lamunan seorang wanita yang
tenggah menemani anaknya bermain.
"
Iya bi.." jawab istrinya. " Ummi pulang bareng teh Rita yah, soalnya
dia bawa mobil, abi nanti nyusul" jelas suami dengan singkat
dengan
nada heran istri bertanya " emang kenapa? gak ahhh.. aq mau bareng abi
aja?"
"
hujan mi.... kasihan Farisnya kehujanan" jawab suami dengan tenang
dengan
wajah yang kesal dan jutek istri menjawab " yaudah kalo emang abi makasa
mah" sambil melangkah pergi menuju mobil.
Istri
dalam kasus ini adalah seorang wanita yang mudah sekali ngambek sama suaminya
meski masalahnya itu sepele sekali dan Alhamdulillah si istri dikaruniai oleh
Allah ta'ala seorang suami yang sabar dalam menghadapi sikapnya, kalo gitu kita
lanjutkan saja kisa ini. kita panggil saja si istri ini dengan nama Zahra dan
suami dengan Abdullah.
ditengah
jalan hujan pun reda Zahra mencoba menghubungi suaminya untuk janjian ketemuan.
Namun betapa terkejutnya Zahra saat mengetahui bahwa suaminya memilih jalan
lain dan mengajaknya untuk ketemuan di salah satu daerah bogor saja katanya.
Tanpa lama-lama Zahra langsung menutup telponnya seakan menandakan bahwa dia
marah kepada suaminya.Disisi lain sang suami yang dari awal melewati jalan
berbeda dengan zahra ternyata hujan deras disepanjang perjalanan pulang.
Sepanjang jalan Zahra hanya terdiam dan ngedumel dalam hati. dilain sisi
anaknya Faris sudah bosan berada di dalam mobil dan meminta keluar sambil
menangis disepanjang perjalanan. Tambah kesal sajalah si Zahra pada suaminya.
Awalnya zahra janjian dengan suaminya di daerah Sempur namun kerena macet parah
di daera IPB zahra minta jemput di Ciper dan ternyata sampai di Ciper hujan
deras dan zahra tidak diizinkan turun mobil oleh teh Rata, karena kasihan
dengan anaknya yang masih kecil. Walhasil mereka meneruskan perjalanan sampi di
MC donal pajajaran dan sebelumnya Zahra sudah memberitahu suaminya bahwa dia
tidak jadi turun di Ciper dan akan langsung naik mobil angkot kerumahnya karena
hujan yang cukup deras.
Disisi
lain sang suami sudah hampir sampai ditempat janjian awal yaitu Sempur namun
karena zahra memintanya untuk ke janjian di Ciper sang suami pun langsung
bergegas kesana untuk menjemput istrinya, dan ternyata sesampai disana ia tidak
mendapatkan istrinya. saat ia buka HP ia baru menyadari bahwa istrinya tidak
jadi turun di sini. meskipun begitu ia masih bisa bersabar meski bajunya telah
dibasahi oleh air hujan disepanjang perjalanan pulang dipenuhi dengan rasa
cape, lelah, ngantuk dan penatnya hari itu.
Sesampainya
dirumah sang suami tidak langsung menganti baju atau istirahat untuk
menghilangkan lelah namun ia pulang hanya untuk mengambil payung dan pergi lagi
menjemput istrinya dipinggir jalan, dan ia pun masih harus menunggu kedatangan
istrinya zahra. Saat zahra turun dari angkot sang suami langsung menyambutnya
dengan senyuman dan payung yang telah dibuka oleh suaminya.
MasyaAllah
sungguh besar kesabaran suaminya, jika kita ada pada posisi sang suami pasti
dia telah marah kepada istrinya, dan yang pasti kita tidak akan datang untuk
menjemput dan membawakan payung untuk istrinya. Inilah sosok suami yang
didamkan oleh semua wanita. bersyukurlah jika engkau telah memilikinya dan
bersabarlah untuk para istri bila suamimu tak memiliki kesabaran yang lapang,
karena suamimu hanyalah manusia biasa yang bisa marah dan sakit hati oleh sikap
dan sifat kita.
Semoga
kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga buat istri untuk tidak mudah emosi
atau menyalahkan suami dalam masalah kecil maupun besar. Karena sesungguhnya
suamimu telah banyak berkorban utnukmu