Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
“Janganlah memilih untuk menarik kenikmatan-kenikmatan dan menolak setiap
musibah. Jika memang kenikmatan itu telah menjadi milikmu, engkau pasti akan
berusaha menariknya atau menghindarinya. Begitu juga dengan musibah, musibah
itu merupakan suatu keadaan yang dapat menimpamu, yang jika telah menjadi
bagianmu, maka ia akan menuntunmu, baik ketika engkau menghendakinya atau
engkau berusaha untuk menghilangkannya dengan berdoa, bersabar atau menguatkan
diri pada apa yang menjadi kerelaan dan keridhaan Allah.
Tetapi, serahkan saja semuanya kepada Allah, sebab ketentuan-Nya akan
berlaku kepada dirimu. Jika terdapat kenikmatan dalam dirimu, maka berusahalah
untuk bersyukur. Dan, jika engkau mendapat musibah, maka berusahalah untuk
bersabar dan tetap bersabar!
Atau, boleh juga dengan berusaha untuk menyusuaikan diri, berusaha
menikmati, menghilangkan diri di dalamnya, sesuai dengan kadar kemampuan
dirimu. Lalu, tetaplah berjalan di atas jalan Allah SWT, dimana engkau
diperintahkan untuk mentaati-Nya agar engkau sampai kepada Dzat Yang Maha
Tinggi.
Pada saat itulah engkau akan menempati kedudukan orang-orang terdahulu dari
golongan shiddiqqin, syuhada, dan shalihin. Serta agar engkau juga dapat
melihat dengan mata kepala sendiri orang-orang yang sudah mendahului engkau di
sisi Sang Maha Penguasa dan melihat kedekatan mereka kepada-Nya.Mereka adalah
orang-orang yang telah menemukan semua bentuk kesenangan, kegembiraan, rasa
aman, kemuliaan dan kenikmatan di sisi Allah SWT.
Tinggalkanlah setiap musibah yang mendatangimu! Pergilah jauh meninggalkan
jalannya! Jangan hanya terpaku dan takut menghadapi kedatangan dan
kedekatannya. Ingatlah bahwa panas api musibah itu tidak lebih panas daripada
api Neraka Jahannam.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh sebaik-baik manusia, sebaik-baik
manusia yang dipangku oleh bumi dan dinaungi oleh langit, Rasulullah, Muhammad
SAW bersabda, “Sesungguhnya Neraka Jahannam itu berkata kepada seorang Mukmin;
‘Hai Orang Mukmin, lewatlah engkau di atasku, Sungguh, nyala apiku telah padam
dengan cahayamu!”(HR Thabrani)
Maka, tidaklah cahaya seorang Mukmin yang membuat padam kobaran api Neraka
Jahannam itu, kecuali hanyalah cahaya yang telah mendampinginya di kehidupan
dunia, yang diperuntukkan bagi orang yang melewati kehidupan dan cobaan hidup
di dunia.
Jadi, padamkanlah kobaran api Neraka Jahannam dengan menggunakan cahaya
ini! Dan, temukanlah dinginnya kesabaranmu, keserasian dan keindahan ketaatanmu
kepada Sang Maha Penguasa, serta gerakkanlah apa yang terdapat dalam dirimu!
Musibah itu datang kepadamu bukan untuk membinasakanmu. Tetapi, musibah itu
datang untuk memberimu cobaan dan ujian kepadamu serta menunjukkan kebenaran
keimananmu dan memperkokoh tali imanmu. Batin musibah itu akan memberi
kegembiraan kepada Tuhanmu dengan rasa bangga-Nya kepadamu.
Allah SWT berfirman:
“Dan sesungguhnya, Kami benar-benar akan menguji engkau agar engkau
mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara engkau, dan agar
Kami menyatakan (baik-buruknya) hal ihwalmu.”(QS Muhammad: 31)
--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Futuhul-Ghaib