Rasulullah bersabda, “Dunia ini adalah perhiasan dan
sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah,” (H.R. Muslim).
Wanita diciptakan dengan karakter dan sifat lembut nan
menyejukkan. Begitulah kodratnya sejak zaman Rasulullah sampai sekarang.
Selayaknya seorang ciptaan yang memang didesain sedemikian rupa untuk
mengimbangi setiap ego yang dimiliki oleh laki-laki, maka wanitalah
sebaik-baiknya pereda. Tidaklah sempurna dan meningkat derajat seorang wanita
di mata seorang laki-laki terlebih lagi di hadapan sang penciptanya, yaitu
Allah Swt., tanpa kata sholehah yang mengiringi namanya. Ya, kisah wanita
sholehah laksana permata yang senantiasa bersinar, walaupun berada di kubangan
lumpur sekalipun.
Cantik di mata Allah itu tidak dinilai berdasarkan paras
rupa. Namun, cantik di hadapan Allah itu ternilai dari hati yang senantiasa
berada dalam tuntunan syariatnya. Namun, dalam perjalanannya, tidaklah mudah
untuk mencapai maqam tersebut. Untuk mencapai level sholehah, dibutuhkan kerja
keras, kesabaran, dan iman yang luar biasa, apalagi dewasa ini, yaitu saat
peradaban manusia bertambah maju dan begitu banyak godaan yang mampu
meruntuhkan setiap usaha yang telah dibangun. Sejenak saja lengah, maka
sia-sialah semuanya. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah teladan yang mampu
mengingatkan dan menggambarkan serta menginspirasi ketangguhan seorang wanita
dalam menegakkan dan menjaga kesalihannya. Sosok itu jatuh pada satu-satunya
nama wanita yang disebutkan dalam Alquran, Maryam binti Imran r.a..
Maryam merupakan sosok yang sangat sholehah dan taat.
Hari-harinya dihabiskan untuk beribadah di Baitul Maqdis. Dikisahkan bahwa
Allah menurunkan rahmat-Nya kepada Maryam atas kesalihannya dengan memberikan
makanan dari langit. Seorang penjaga bernama Zakaria terperangah ketika
mendapati banyak makanan di samping Maryam dan ditanyakannya perihal makanan
tersebut karena sebelumnya hanya Zakaria yang selalu membawa makanan kepada
Maryam. Maryam menjawab makanan itu berasal langsung dari Allah.
Maryam juga merupakan seorang wanita yang sabar. Dalam
hidupnya, Maryam tak pernah sekalipun mengizinkan seorang laki-laki untuk menyentuhnya
karena merupakan sebuah larangan dalam Islam yang jika bukan seorang suami
istri, haramlah bersentuhan. Atas hal ini, Allah mengirimkan sebuah mukjizat
yang membuat Maryam terkejut, yaitu memberinya sebuah kehamilan. Maryam begitu
terkejut karena betapa mungkin dirinya mempunyai anak, padahal belum pernah
disentuh oleh seorang laki-laki sekalipun. Namun, Maryam tetap sabar dan
menjaga anugerah yang diberikan oleh Allah sampai pada akhirnya lahir seorang
pembeda yang membawa banyak kebaikan di dunia ini, yaitu Nabi Isa. Seorang
pembeda dan pembawa ajaran Islam.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah wanita sholehah seperti
Maryam adalah taat dan sabar akan membuahkan sesuatu yang baik. Wanita sholehah
adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia dan semoga Ummi yang membaca tulisan ini
bisa mengambil pelajaran dan menerapkan yang telah dilakukan oleh Maryam
sekaligus menjadi wanita yang berpengaruh atas kebaikan terhadap buah hati.
Amin. Wallahualam bissawab.