Kisah Sebuah Bengkel Kecil di Kota Tareem


Tahun pertama berada di kota Tarim Hadramaut, seperti biasanya kembali dari dares Alallamah Alhabib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Syekh Abibakar bin Salim di Darulfaqih saya kembali ke Aidid menggunakan sepeda motor, yang kurang lebih perjalanan 3km dari Darulfaqih, malam itu sudah menunjukan pukul 21.15 dan sesampai Masjid Ba'alawi didepan Darulfaqih motor yang saya kendarai ban belakangnya bocor, kemudian saya memutuskan untuk melepas motor di samping Masjid Ba'alawi dan saya balik jalan kaki saja karena malam itu tak mungkin ada bengkel yang buka, saya berjalan sedikit sampai Masjid Jami' Tarim dan menemui anak muda mengendarai motor menawarkan numpang ke Aidid bersamanya, dan sayapun naik dengannya.

Siang hari setelah solat zuhur di Masjid Jami' saya ke Darulfaqih disamping Masjid Ba'alawi tempat motor semalam dan saya jumpai motor sudah di tambal dan siap pakai, Subhanallah... dalam hati terucap siapa yang lakukan ini? Saya kembali ke Aidid dengan penuh bingung...

Tiga hari kemudian saya lewat kembali melewati Masjid Ba'alawi tempat motor bermalam dan saya melewati seorang yang berusia kira kira 60 tahunan, dia tersenyum setelah menjawab salam ku.. setelah saya perhatikan dia memiliki bengkel yang kecil disamping tempat motor bermalam, karena malam itu saya tak mengetahui disitu ada bengkel, sayapun berkeyakinan bahwa dialah yang menambal dan saya kembali untuk menanyakan, "Ya Syekh apakah anda yang menambal motor ku ini 3 hari lalu?"
Dia menjawab "Iya"

MasyaAllah saya tak mengetahui disini ada bengkel, malam itu sudah tutup semua, berapa biaya tambalnya? Dia tersenyum dan mengatakan biasanya tambal ban 300 reyal yamani, tapi begini saya setiap ada motor rusak bermalam disini paginya saya perbaiki, sehingga pemiliknya tinggal ambil dan bayar.

Sayapun mengeluarkan uang 300 reyal dan beliau menolaknya, mengapa? Dia mengatakan "Aku sudah berniat sedekah setelah kau ambil motormu dan sekarang jangan kau bayar. Jika kau bayar maka sama saja kau menghapus sedekahku" dengan penuh senyuman beliau menyapa dan saya hanya bisa berterimakasih padanya...

Juga pemuda yang malam itu mengantar sampai aidid ternyata putra dari Syekh ini.. Subhanallah begitulah hati dari penduduk kota Tarim penuh kasih sayang, sabar dan ikhlas karena Allah dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam...

Tanamkanlah sifat sifat tersebut pada anak cucu kami Amiiin...

يالله بالتوفيق حتى نفيق ونلحق الفريق

Mudah mudahan kita mendapat taufiq sehingga kita bisa di golongkan dengan orang-orang sholeh...

Aamien...

Di ceritakan oleh :
Assayyid Usamah bin Zaed BSA