Manaqib Sayyidah Fatimah (26)


Subhanallah, seorang perempuan mencintai suaminya sampai ke derajat yang sangat tinggi ini. Sebuah cinta yang menimbulkan rasa tidak ridha jika suaminya melihat apa yang terjadi atasnya, sedangkan dia dalam keadaan sakit yang sangat parah. Tidak ingin menambah beban kesedian suaminya, tidak ingin suaminya sedih atasnya.

Sayyidah Fatimah bertumbuh dewasa, masa kecilnya berlalu dalam boikotan 13, 14, 15, berlalu dalam kesusahan dan derita dalam pemboikotan. Suatu hari, datang Bilal bin Rabbah ke tempat pemboikotan dengan sembunyi-sembunyi membawa sepotong roti yang disimpan di ketiaknya, agar tidak terlihat oleh orang kafir Quraisy. Bilal mendekati Rasulullah Saw. dan memberikan sepotong roti ke Rasulullah Saw..

Rasulullah Saw. menyuapi Sayyidah Fatimah, kemudian menyuapi Sayyidah Ummu Kultsum, dan juga Sayyidah Khadijah dengan penuh kasih sayang. Keadaan demi keadaan dalam penuh kesusahan telah dilalui oleh keluarga yang sangat suci, keluarga yang dicintai Allah Swt.. Akhirnya, selesailah pemboikotan ini, selesai dengan sebab mu'jizat yang agung.. 
(bersambung)