SYA’BAN adalah bulan dilaporkannya amal saleh sepanjang
tahun yang seringkali dilupakan kemuliaannya. Ketika ditanya oleh Sayidah
‘Aisyah rha mengapa beliau saw berpuasa di bulan SYA’BAN lebih banyak dibanding
bulan-bulan lainnya, Rasulullah saw menjawab:
ذاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ
رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ،
وَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
"Sya'ban itu bulan antara Rajab dan Ramadhan. Bulan ini
banyak diabaikan oleh umat manusia, padahal dalam bulan ini (Sya'ban) amal-amal
hamba itu diangkat (dilaporkan) kepada Tuhan alam semesta. Aku ingin amalku
diangkat (dilaporkan) kepada Allah sedangkan aku dalam keadaan berpuasa."
(HR Nasai)
Dalam sebuah Hadits yang disampaikan oleh Khalifah Ali bin
Abu Thalib disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ
شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا
لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا. فَيَقُولُ: أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ
لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلاَ مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلاَ مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ
أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا، حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
Jika MALAM NISHFU SYA’BAN tiba, maka BERIBADAHLAH DI MALAM
HARINYA dan BERPUASALAH DI SIANG HARINYA, karena sesungguhnya ketika matahari
terbenam di MALAM NISHFU SYA’BAN Allah turun ke langit dunia dan berkata,
“ADAKAH YANG MEMINTA AMPUN KEPADAKU SEHINGGA AKU MENGAMPUNINYA, ADAKAH YANG
MEMINTA REZEKI (KARUNIA) KEPADAKU SEHINGGA AKU MEMBERINYA REZEKI, ADAKAH YANG
SEDANG MENGALAMI MUSIBAH SEHINGGA AKU MENYEMBUHKANNYA (MENYELAMATKANNYA),
ADAKAH…ADAKAH.., (Demikian Allah terus memberikan tawaran kepada hambaNYA)
hingga tiba waktu Fajar. (HR Ibnu Majah)
Para ulama salaf maupun khalaf, senantiasa mengajak umat
untuk memuliakan bulan SYA’BAN dan terutama MALAM NISHFU SYA’BAN.
Imam Syafi’I rahimahullah berkata:
إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِيْ خَمْسِ
لَيَالٍ: فِيْ لَيْلَةِ الجْـُمُعَةِ ، ولَيْلَةِ الأَضْحَى، ولَيْلَةِ الفِطْرِ، وأَوَّلِ
لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، ولَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ
Sesungguhnya doa akan dikabulkan di lima malam, yaitu: Malam
Jum’at, Malam Hari Raya Idul Adha, Malam Idul Fitri, Malam Pertama Bulan Rajab
dan MALAM NISHFU SYA’BAN (pertengahan SYA’BAN). (Lihat Sunanul Kubra AlBaihaqi,
Darul Fikr, Juz.V, Hal.110)
Dalam sebuah Hadits, Sayidah ‘Aisyah bercerita, “Pada suatu
malam aku kehilangan Rasulullah saw (dari tempat tidur) kemudian aku mencarinya
dan ternyata beliau berada di pemakaman Baqi’, sedang menengadahkan wajah
beliau ke langit, kemudian beliau berkata, “Duhai ‘Aisyah, apakah engkau
khawatir Allah dan RasulNYA akan mengurangi hakmu?” Maka aku (‘Aisyah) berkata,
“Aku mengira engkau sedang mendatangi salah satu istrimu.” Maka Rasulullah saw
bersabda:
إنَّ الله ـ عَزَّ وَجَلَّ ـ يَنْزِلُ لَيْلَةَ
النِّصْفِ مِنْ شَعْبانَ إلى السَّماءِ الدُّنْيا فَيَغْفِرُ لأكْثَرَ مِنْ عَدَدِ
شَعرِ غَنَمِ كَلْبٍ
Di malam NISHFU SYA’BAN, ALLAH ‘Azza Wa Jalla turun ke
langit dunia dan memberikan ampunan sebanyak bulu domba yang dimiliki oleh suku
Kalb. (HR Tirmidzi Dan Ibnu Majah)
Dalam kesempatan lain, Rasulullah saw bersabda:
يَطَّلِعُ اللَّهُ إلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ
لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إلاَّ لِمُشْرِكٍ
أَوْ مُشَاحِنٍ
Di MALAM NISHFU SYA’BAN, Allah mengawasi seluruh makhlukNYA
dan mengampuni seluruh makhlukNYA kecuali seseorang yang menyekutukan Allah dan
seseorang yang bermusuhan. (HR Thabrani dan Ibnu Hibban di dalam Sahihnya)