Manaqib Sayyidah Fatimah (34)


Rasulullah pun memberikan pesan-pesan sebelum menuju ke kota Tha'if dengan sebuah harapan agar Allah memberikan orang-orang yang menjadi penolongnya di sana. Sayyidah Fatimah pun menaruh harapan yang besar agar ayahnya mendapat pengikut yang bisa membantunya dalam menyebarkan agama ini. Karena sudah bertahun-tahun dalam keadaan yang sangat memprihatikan ini.

Akan tetapi, semua sudah menjadi taqdir Allah Swt.. Keadaan pun tidak seperti yang diharapkan. Semua penduduk Tha'if menolak ajakan Rasulullah. Bukan hanya itu, bahkan mereka menertawakan, mencaci juga melempari Rasulullah Saw. di sepanjang jalan. Maka kembalilah Rasulullah menuju Makkah, sedangkan sekujur tubuh beliau dipenuhi darah. Dalam keadaan sedih beliau kembali ke Makkah. Sesampainya di Makkah beliau pun dilarang masuk, sedangkan Makkah adalah kota yang suci, kota kelahiran beliau, kota tempat beliau dibesarkan. Akan tetapi, Rasulullah Saw. tidak dapat memasukinya kecuali melalui jaminan Mut'im bin Adi. Maka Nabi pun masuk Makkah dalam keadaan yang sangat memilukan ini.

Kemudian, munculah suatu pendapat dari beberapa wanita agar Nabi menikah, maka Nabi meminang Sayyidah Saudah binti Zum'ah. Setelah beberapa waktu, beliau meminang Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar.

Sayyidah Saudah adalah wanita yang lanjut usia, seolah-olah Nabi hanya ingin merawat anak-anak beliau karena umur Sayyidah Saudah diatas 50 tahun, sedangkan Sayyidah Aisyah waktu itu masih kecil maka dipinang oleh Rasulullah dan Nabi tidak berkumpul dengan Aisyah kecuali setelah hijrah ke Madinah.. (bersambung)