Manaqib Sayyidah Fatimah (35)


Sayyidah Fatimah dan Ummu Kultsum gembira dengan pernikahan ayah mereka, akan tetapi masih tergores dengan rasa pedih di dalam hati atas kepergian seorang ibu tercinta yang tidak bisa digantikan kedudukannya oleh seorangpun dalam hati mereka. Akan tetapi, ketenagan hati ayah merekalah yang terpenting dalam benak kedua gadis ini. Tidak ada dalam hati mereka sediktpun rasa menentang ataupun muka masam, tidak ada dalam hati mereka kecuali sebuah kesopan santunan dan akhlaq yang luhur yang bersumber dari didikan seorang ayah dan ibu yang berbudi pekerti yang luhur dan mulia.

Ketika dekat waktu datangnya perintah hijrah, dan sebelumnya telah terjadi "Baitul Aqobah " yang mana orang-orang Anshar yang datang dari Madinah berjanji akan menolong Rasulullah Saw., dan mereka meminta agar Rasulullah Saw. hijrah ke Madinah, maka beliau pun memerintahkan para muslimin untuk berhijrah.

Dan datanglah Sayyidina Utsman bin Affan beserta Sayyidah Ruqayyah. Sayyidah Ruqayyah telah datang dari Habasya. Ketika masuk ke rumah, dengan disambut kedua saudara kecilnya Fatimah dan Ummu Kulstum, mereka saling bertatap mata dan serentak menangis.

Apa yang akan mereka katakan kepada Ruqayyah?Di mana ibu mereka?(bersambung)