Membiasakan Anak Hidup Dengan Al-Qur'an


Setiap orang tua pasti menginginkan buah hatinya menjadi anak yang shalih dan shalihah. Anak shalih shalihah merupakan harta yang paling berharga bagi orang tua. Untuk mendapatkan itu semua, tentu harus ada upaya keras dari orang tua dalam mendidik anak. Salah satu yang wajib diajarkan kepada anak adalah segala hal tentang Al-Qur’an karena ia adalah pedoman hidup manusia. Mengajari anak Al-Qur’an berarti mengajak anak untuk dekat kepada pedoman hidupnya. Dengan cara itu, mudah-mudahan kelak ketika dewasa anak-anak benar-benar dapat menjalani hidup sesuai dengan Al-Qur’an. Inilah satu-satunya jalan untuk membentuk menjadi manusia yang shaleh. Tak heran bila Rasulullah mengingatkan kita untuk mendidik anak dengan Al-Qur’an.

Rasulullah SAW bersabda :
Didiklah anak-anak kamu pada tiga perkara: mencintai Nabi kamu, mencintai ahli baitnya dan membaca Al-qur’an, sebab orang-orang yang memelihara Al-qur’an itu berada dalam lindungan singasana Allah pada hari tidak ada perlindungan selain dari pada perlindunganNya beserta para Nabinya dan orang-orang suci. (HR. Ath-Thabrani)

“Sesungguhnya Al-qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (QS. Al-Isra : 9).

Sejak kapan Al-Qur’an sebaiknya diajarkan pada anak? Tentu, sedini mungkin. Semakin dini semakin baik. Akan sangat bagus bila sejak anak dalam kandungan seolah-olah calon anak kita itu sudah terbiasa “hidup bersama” Al-Qur’an. Yakni ketika sang ibu yang mengandungnya, rajin membaca Al-Qur’an.

Bagaimana Agar Anak Selalu Hidup Bersama Al-Qur’an ???

1. Mengenalkan
Saat yang paling tepat mengenalkan Al-Qur’an adalah ketika anak sudah mulai tertarik dengan buku. Hal ini penting, karena banyak orang tua yang lebih suka menyimpan Al-Qur’an di rak lemari paling atas. Sesekali perlihatkanlah Al-Qur’an kepada anak sebelum mereka mengenal buku-buku lain, apalagi buku dengan gambar-gambar yang lebih menarik. Mengenalkan Al-Qur’an juga bisa dilakukan dengan mengenalkan terlebih dulu huruf-huruf hijaiyyah. Bukan mengajarinya membaca, tetapi sekedar memperlihatkannya sebelum anak mengenal A, B, C, D. Tempelkan gambar-gambar tersebut ditempat yang sering dilihat anak.Tentu dilengkapi dengan gambar dan warna yang menarik. Dengan sering melihat, akan memancing anak untuk bertanya lebih lanjut. Saat itulah kita boleh memperkenalkan huruf-huruf Al-Qur’an.

2. Memperdengarkan
Memperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an bisa dilakukan secara langsung atau dengan memutar kaset atau CD. Kalau ada teori yang mengatakan bahwa mendengarkan musik klasik pada janin dalam kandungan akan meningkatkan kecerdasan, Insya Allah memperdengarkan Al-Qur’an akan jauh lebih baik pengaruhnya buat bayi. Apalagi jika ibu yang membacanya sendiri. Ketika membaca Al-Qur’an, suasana hati dan pikiran ibu akan menjadi lebih khusyu’ dan tenang. Kondisi seperti ini, akan sangat membantu perkembangan psikologis janin yang ada dalam kandungan karena secara teoritis, kondisi psikologis ibu tentu akan sangat berpengaruh pada perkembangan bayi khususnya perkembangan psikologisnya. Ibu yang sering mengalami stress, tentu akan berpengaruh buruk pada kandungannya. Memperdengarkan Al-Qur’an bisa dilakukan kapan saja. Tidak mengenal batas usia anak. Untuk anak-anak yang belum bisa bicara, Insya Allah lantunan ayat Al-Qur’an itu akan terekam dalam memorinya. Dan jangan heran kalau tiba-tiba si kecil lancar melafadzkan salah satu surat dari juz amma’yang pernah ia dengar.

3. Menghafalkan
Menghafalkan Al-Qur’an bisa dimulai sejak anak lancar berbicara. Menghafal bisa dilakukan dengan cara sering-sering membacakan ayat-ayat Al-Qur’an kepada anak, dan latihlah anak untuk menirukannya. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai anak hafal di luar kepala. Masa anak-anak adalah masa meniru dan memiliki daya ingat yang luar biasa. Orang tua harus menggunakan kesempatan ini dengan baik, jika tidak ingin menyesal kehilangan masa emas (golden age) pada anak. Menghafal bisa dilakukan kapan saja. Usahakan di saat anak merasa nyaman. Walau demikian, hendaknya orang tua tetap mempunyai target baik tentang ayat, atau jumlah yang akan dihafal anak. Agar anak lebih mudah mengingat, ayat yang sedang dihafal anak bisa juga sering dibaca ketika ayah menjadi imam.

4. Membaca
“Barang siapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedang satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa “alif lam mim” adalah satu huruf. Akan tetapi Alif adalah satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim juga satu huruf”. (HR. At-Tirmidzi)
Sungguh luar biasa pahala dan kebaikan yang dijanjikan kepada siapa saja yang biasa membaca Al-Qur’an. Kepada anak, bimbing dan doronglah agar terbiasa membaca Al-Qur’an setiap hari walau cuma beberapa ayat. Orang tua penting memberikan contoh. Jadikanlah membaca Al-Qur’an, utamanya di pagi hari usai shalat subuh atau usai shalat maghrib sebagai kegiatan rutin dalam keluarga. Sementara, anak-anak yang belum bisa membaca ajaklah untuk bersama-sama mendengarkan kakak-kakaknya yang sedang membaca Al-Qur’an. Orang tua punya kewajiban untuk mengajarkan kaidah-kaidah dan adab membaca Al-Qur’an. Alangkah baiknya, membaca Al-Qur’an ini dilakukan secara bersama-sama oleh anak-anak dibawah bimbingan orang tua. Ketika satu membaca, yang lain menyimaknya. Bila anak salah membaca, yang lain bisa membetulkan. Dengan cara itu, rumah akan selalu dipenuhi dengan bacaan Al- Qur’an, sehingga berkah.

5. Mengkaji
Ajaklah anak mulai mengkaji isi Al-Qur’an. Ayah bisa memimpinnya setelah shalat maghrib atau subuh. Paling tidak seminggu sekali kajian sekeluarga ini dilakukan. Tema yang diangkat bisa saja tema-tema yang ingin disampaikan berkaitan dengan perkembangan perilaku anak selama satu minggu atau beberapa hari. Kajian bersama, dengan merujuk pada satu atau dua ayat Al-Qur’an ini sekaligus sebagai sarana tausiah untuk seluruh anggota keluarga. Atau sekali waktu, tema yang akan dikaji diserahkan kepada anak-anak. Adakalanya anak yang diminta untuk memimpin kajian. Orang tua bisa memberi arahan atau koreksi bila ada hal-hal yang kurang tepat. Cara ini sekaligus untuk melatih keberanian anak menyampaikan isi Al-Qur’an.

6. Mengamalkan dan Memperjuangkan
Al-Qur’an tentu tidak hanya untuk dibaca, dihafal dan dikaji. Tetapi justru yang paling penting adalah diamalkan seluruh isinya dan diperjuangkan agar Al- Qur’an benar-benar dapat menyinari kehidupan manusia. Sampaikan kepada anak tentang kewajiban mengamalkan dan memperjuangkan Al-Qur’an dan pahala yang akan diraihnya. Insya Allah hal ini akan memotivasi anak. Kepada anak juga bisa diceritakan tentang bagaimana para sahabat dulu sangat teguh berpegang pada Al-Qur’an serta ceritakan pula bagaimana mereka bersama Rasulullah sepanjang hidupnya berjuang agar Al-Qur’an tegak dalam kehidupan. Inilah cara efektif mendidik anak sejak dini menjadi mujahid pengembang dakwah. Insya Allah