Malam itu lunak.
Tanpa dikaburkan bait irama yang disangka nan indah. Ditaburkan bersama rasa
malu. Puncak akhlak itu kian tinggi, antara dua keping jiwa. Berkorban rasa
pinta direnyaikan. Bilakan saat terindah itukan terjaga. Lanjutkan
terpelihara, lamanya sampai usai siap siagalah mereka. Dalam hati sang pendoa, selalu rasa terhibur. Pada resah yang bersinggah. Pada kelu sendu, direlungi
tetesan air matanya.
Tahajjud malam hari kan mendekatkan yang jauh. Yakin dan
tulus. Semakin tunduk dan mendekatlah sayup doa yang sama. Meminta untuk
dijauhi. Memohon agar hati tidak sesekali dicemari.
Percaya bisik
harap. Selalu ia bersuara. Sering dan selalu pinta dijauhkan. Sebelum
waktunya. Sungguh, jiwa-jiwa yang mencintai keridhaan Tuhannya. Tidak
sesekali inginkan kalimat indah. Terpacul penuh mudah. Tertulis penuh bait.
Ia ingin disimpan. Iakan ingin dihijab. Iakan selalu gamang. Pada gerun
takut pada zina. Bukankah terindahnya kerna menjauhi kotor dan keji? Dan
sering hati dan segala anggota meneguk terus, ungkap-ungkap suci dan
transparan dari Tuhannya.
" Demikianlah supaya kami memalingkan darinya
kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba kami yang
terpilih. " ( QS. Yusuf : 24 )
Seindah Cinta Islam Demi Cinta Allah
Seribu musim pun
akan terus berlalu. Saat pikir tidak lagi akan sebuah penantian. Jauh dari
dasar hati, ingin iakan muncul di akhirnya. Sungguh, tetapnya hati itu.
Kerna tetapnya istikharah yang berdesir. Pada wajah yang tak pernah nampak,
pada suara yang tak pernah tertulis.
Menjauhi corong emosi. Bergetar pada sebelahnya nafsu yang
maha keji. Menyiratkan malu yang bertemu. Sujud terindah dan tertulislah
kedekatan sebuah taqdir. Akan sebuah rindu terindah. Tersiksa kerna
berusahanya dari sisi halal. Terperit karena doanya tak pernah menipis.
Tersedu sedan kerna memilih simpang yang sulit namun penuh tulus dengan bait
keimanan haqiqi. Demi semata-mata meraih RedhaNya. Kerna rasa padaNya
adalah yang utama dan pertama! Lantas, jalan itu dilalui .
Berusaha selalu harus bermuhasabah. Usah sampai segalanya
nampak putih dan gebu. Sedang syariat bersuara serak menafi rindu di qalbu.
Memilih untuk mencintai. Umpama berkorban tanpa henti. Umpama menanti suatu
yang pasti. Bukankah ?
Malam akan selalu mendatang. Bingit menyiksa sampai kapan
pun hilang bicara. Menulis rangkap bisa buat hati yang menanti. Bernafasnya
DEMI dan HANYA Ilahi. Simpang kanannya bercahaya. Sulit. Pandanglah ke depan.
Kesulitan takkan pernah berubah pada namanya. Ia kan selalu
bersifat sulit. Ini berduri. Ini perlu iman tebal di hati. Ini harus redha
ayah dan ibu yang dicintai. Ia juga, selalu melukis pada sebuah kanvas hijrah. Kepada kebaikan. Kepada kesempurnaan...
" Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu
tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. AKU mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah mereka beriman
kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. "
( QS. Al-Baqarah : 186 )
::: Soraya Qurrotul'aiin SyifaaulgHalb :::