Manaqib Sayyidah Fatimah (40)


Rasa tenang meliputi hati Zahro' ketika melihat orang-orang Anshar yang berada di Madinah lebih mementingkan kepentingan Rasulullah atas diri, keluarga, anak-anak, dan semua yang mereka miliki.

Sementara itu Sayyidah Zainab masih berada di Mekkah, maka terjadilah apa yang harus terjadi, berada sendirian dalam Islam sedangkan suaminya berada dalam kekufuran sebelum Allah pisahkan pernikahan muslim dengan kafir.

Sayyidah Fatimah dan Sayyidah Ummu Kultsum tidak mengetahui keadaan saudarinya itu. Hari-hari pun berlalu sampai datang peristiwa perang Badar yang mana di dalamnya terdapat sebuah pertolongan/kemenangan dari Allah atas Rasul-Nya dan kaum muslimin.

Mereka mendapat banyak tawanan orang kafir, ternyata salah satu dari tawanan tersebut adalah Abul Ash bin Robi' suami Sayyidah Zainab, dan Rasulullah tetap menegakkan perintah Allah. Sebagian besar penduduk Mekkah mengirim sejumlah harta untuk menebus keluarga yang jadi tawanan, Sayyidah Zainab pun juga mengirimkan melalui Amr bin Robi', saudara suaminya sebuah bungkusan kotak kecil dan berkata "Berikan ini kepada ayahku dan katakan Zainab ingin menebus suaminya".. (bersambung)