Syeikh Abd Al Qadir Al Jailani
(RAhimahullah).:
[Sumber : Al-Ghunya li-Talibi Tariq
al-Haqq]
Mengucapkan selamat tinggal kepada
Ramadhan..
Bulan Ramadhan adalah bulan ketenangan dan kemurnian
[syahr as-Safa'],
bulan pemenuhan dan kesetiaan [Syahr
al-Wafa'].
Ini adalah bulan mereka yang
berlatih mengingat Tuhan mereka [syahr adz-dhākirīn],
bulan dari mereka yang bertahan
dengan kesabaran [syahr as-Sabirin],
dan bulan mereka yang jujur dan
benar [syahr as-sadiqīn ].
Jadi, jika ramadhan tidak memiliki
pengaruh untuk meningkatkan kemurnian hati-mu -
jika tidak mempengaruhi mu untuk
berhenti dari tindakan memberontak terhadap Tuhan,
dan tidak membuat mu menghindari
persahabatan dengan para pengacau dan penjahat...
apa lagi yang bisa memberikan pengaruh
positif pada hati mu ?
Apa masih ada kebaikan dan harapan
saat berhadapan dengan kasus seperti Anda?
Apa kualitas penebusan dapat
bertahan pada seseorang seperti Anda?
Apa hasil yang sukses dapat
diharapkan dari seorang individu seperti Anda?
Sungguh, sebaiknya kamu
memperhatikan hal ini kalau kamu tidak ingin berada diposisi berbahaya dan
celaka, dan mencoba secara serius untuk belajar dari apa yang telah terjadi
pada mu. Sadarlah, bangun dari tidur mu, lepaskan ketidakpedulian dan kelalaian
mu, dan melihat baik-baik apa yang telah menimpa mu. Meski sedikit waktu dari
bulan mulia ini yang masih tersisa, kamu harus merebut setiap kesempatan untuk
bertobat [Taubah] dan penyesalan [Inaba].
Mengambil keuntungan penuh dari
waktu yang masih tersedia untuk mencari pengampunan [Istighfar] dan berlatih
ketaatan memuja Allah [tā'a]. Jika kamu mengikuti saran ini, Kamu mungkin masih
bisa menjadi salah satu dari mereka yang menerima berkat-berkat rahmat [rahma]
dan rahmat belas kasih Nya [ra'fa].
Kemudian, ketika pintu bulan
Ramadhan hampir tertutup, Kamu harus segera ucapkan salam perpisahan dengan
penumpahan air mata secara ikhlas. Kamu harus menangisi kemalangan dirimu,
mengerang dan merataplah. Sebab, kamu harus benar benar menyadari, banyak dari
orang yang berpuasa [sā'im] tidak akan membuat puasa yang lain (kemungkinan
untuk tidak bertemu ramadhan lagi), dan banyak orang yang berjaga dengan
amalannya [Qa'im] tidak akan terus berjaga lagi.
Pekerja akan dibayar upahnya,
setelah ia selesaikan pekerjaannya, dan kita sekarang telah menyelesaikan
pekerjaan ini [apa yang diperlukan dari kita di bulan Ramadhan]. Tapi tahukah
kita secara pasti bahwa puasa kita [Siyam] dan sholat kita [Qiyam] telah
diterima ???, atau apakah amalan itu justru digunakan untuk menampar wajah
kita?! (Jika kita beribadah tapi tetap menabrak larangan larangan Allah).
Kalau saja kita tahu pasti bahwa
amalan kita telah diterima, tentunya kita bisa mengucapkan selamat kepadanya,
dan jika kita telah ditolak, sehingga kita bisa menawarkan rasa belasungkawa
kita!!!
Nabi ﷺ pernah berkata:
"Ada banyak orang yang berpuasa
di siang hari, namun tidak mendapat apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan
haus. Dan ada banyak orang yang menghabiskan malamnya dengan berdiri dan
sholat, namun tidak mendapatkan apa-apa dari berjaga-nya itu selain insomnia.
"
Rasulullah ﷺ juga mengatakan bahwa pada malam terakhir
ramadhan setiap orang akan diampuni. Sahabat bertanya apakah malam ini adalah
Lailatul Qadar?,
Nabi menjawab:
"Tidak, apakah kalian tidak
melihat bahwa ketika para pekerja menyelesaikan pekerjaannya, mereka dibayar
upah mereka secara penuh?"
Ya Allah...,
اللَّهُمَّ إنَّك
عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allahumma Innaka ‘Afuwwun, Tuhibbul
‘Afwa, Fa’fu ‘Anni
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha
Pemaaf dan Senang Memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku.”