Syeikhoh Sulthonah, Robi'atul Adawiyahnya Hadhramawt, Calon Istri Syeikh Abdurrahman Assegaff di Surga


Robia ‘atul Adawiyahnya penduduk Yaman Hadramaut itulah gelar yang banyak di sebutkan oleh para habaib dan orang-orang soleh, diantaranya Al Imam Al Habib ‘Ali bin Muhammad bin Husein Al Habsyi (Shohibul Maulid), bahwasannya di Yaman ada seorang wali agung perempuan yang bernama Syeikhoh Sulthonah Rodhiallahu ‘Anha. Beliau memiliki gelar Robia ‘atul Adawiyahnya orang Hadromaut yaman.
Keseharian beliau ini setiap waktunya bahkan setiap hembusan nafasnya selalu bersholawat kepada Baginda Rosulullah Saw. Dan lebih hebatnya lagi, beliau ini tiada pekerjaan lain selain sholawat, kecuali di saat waktu sholat tiba.
Beliau Syaikhoh Sulthonah tumbuh besar di keluarga Badui yang kesehariannya akrab dengan menggembala binatang ternak, dengan keperibadian yang kuat serta sifat-sifat lainnya yang terdapat pada diri penduduk badui. Walaupun demikian Syaikhah Sulthonah tidak seperti kebanyakan anak-anak sebayanya, ia lebih senang menyendiri dari keramaian teman-temannya yang bersifat kekanak-kanakan sehingga ketika usianya merangkak dewasa Syaikoh Sulthonah mulai tidak menyukai tradisi kehidupan badui yang di warnai dengan kekerasan. Selain itu ia juga mulai menyelusuri jalan fitrahnya yang menuntunnya kepada iman dan membawanya kepada ketenangan jiwa.
Setiap ada orang sholeh yang datang dari Seiyun, Ghurfah, Syibam, Tarim, ke daerahnya ia menghadiri majelis tersebut dan mencatat manfaat faedah dari orang sholeh tersebut. Diantaranya, orang sholeh tersebut adalah al-Syekh ‘Abdur Rahman as-Seggaf. Kemudian apa yang di catat dari di majelis itu ia amalkan dengan penuh kesabaran dan semangat yang tinggi. Sampai pada suatu hari beliau menikmati hasil dari apa-apa yang beliau amalkan dari orang sholeh tersebut.
Syeikhoh Sulthonah memiliki kecintaan Kepada Ahlul Bait sangat luar biasa
Hadramaut adalah kawasan yang ramai dihuni oleh ahlul bait. Dan diantara peranan utama mereka adalah meyebarkan dakwah. Mereka akan mengunjungi perkampungan untuk menyampaikan risalah Islam dan mendidik masyarakat dengan adab Islam. Oleh karna itu kedudukan mereka disisi masyarakat sangat tinggi. Mereka dihormati, disanjung dan dicintai.
Hal ini juga berlaku kepada Syaikhoh Sulthonah, dimana beliau sangat dekat, dan sangat menghormati dan mencintai para ulama dari kalangan ahlul bait. Syaikhah Sulthonah sangat menyadari akan kewajiban yang ia pikul terhadap para keturunan Rasulullah Saw tersebut, beliau berkata:
“Demi keagungan Dzat Allah yang disembah, jikalau misalkan dagingku ini bisa bermanfaat bagi mereka, maka akan aku korbankan”.
Beliau juga berkata:
ﺇﻧﻲ ﺃﺭﻯ ﻵﻝ ﺑﺎﻋﻠﻮﻱ ﺃﺷﻴﺎﺀ ﻓﻮﻕ ﺍﻟﻨﺎﺱ
“Sesungguhnya aku melihat bahwa keluarga Ba’Alawi mempunyai kedudukan diatas manusia lainnya” [maksud beliau – para wali dan masyaikh dari Ba’Alawi mempunyai kedudukan yang lebih daripada yang lain]
Tiba pada suatu malam. Syeikhoh Sulthonah beribadah bersimpuh kepada Allah Yang Maha Kuasa mengamalkan apa yang ia dapat dari majlis-majlis orang soleh yang ia hadiri . Di tengah persimpuannya di dengar oleh beliau seruan, “Mintalah kepada Allah, maka Allah akan mengabulkan.”
Setelah mendengar hal tersebut beliau tidak serta merta langsung meminta sesuatu. Namun beliau datang kepada gurunya. Bertanya lalu meminta pendapat Sang guru. Beliau berkata, “Wahai guru semalam aku mendapat satu seruan. “Mintalah kepada Allah maka Allah akan mengabulkannya.”
Wahai guru apa sebaiknya yang aku minta?”
Gurunya menjawab, “Jika engkau menginginkan kenikmatan di dunia ini ketahuilah tidak ada kenikmatan yang lebih nikmat dari pada berjumpa dan berkumpul dengan Rosululloh Saw.”
Maka Syeikhoh Sulthonah ketika mendengar seruan itu lagi beliau meminta untuk berjumpa dengan Rosul Allah Saw setiap saat. Akhirnya beliau senantiasa berjumpa dengan Rasulullah SAW baik dalam keadaan mimpi atau dalam keadaan sadar terjaga.
Berkata Syeikh Shawwaf tentang keagungan yang di dapat Syeikhoh Suthonah ini:
ﺇﺫﺍ ﺑﻐﻰ ﻋﻠﻢ ﺍﻻﺧﺒﺎﺭ ﺟﺎﺀﻩ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻭﺳﻂ ﺍﻟﺪﺍﺭ
"Ketika dia menginginkan sesuatu yang ingin di tanyakan..
Datang Nabi di tengah rumahnya.."
Di rumah beliau menjadi sangat ramai orang-orang untuk bermusyawarah dengannya. Syeikhoh Sulthonah menuju kamarnya dan berjumpa dengan Rosulullah untuk bertanya & bermusyawarah
Ada juga yang datang untuk menitip salam pada Rosulullah Saw Lalu apa yang di katakan Rosul Allah beliau sampaikan kepada orang-orang yang mempunyai permasalahan tersebut.
Masya Allah..
Begitu tingginya maqom kewalian beliau, sehingga beliau mengetahui maqom kewalian setiap orang, beliau berkata:
ﻛﻞ ﻭﻟﻲ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻗﺪ ﻋﺮﻓﺘﻪ ﺟﻤﺎ ﺃﻭ ﻗﻠﻴﻼ ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻋﺮﻓﺖ ﺣﺎﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ
"Setiap wali allah aku bisa mengetahuinya baik itu sedikit atau banyaknya dan diantara mereka ada yang aku ketahui magom kedudukannya kecuali satu orang yang tak bisa di ketahui maqom kewaliannya, yakni Al Imam Al Faqih Muqoddam Ats-Tsani Al Habib ‘Abdurrohman As Seggaf bin Muhammad Mauladawilleh
Syeikhoh Sulthonah berkata :
ﺇﺫﺍ ﺃﺭﺍﺩ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃﻥ ﻳﺠﻲﺀ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﺃﺭﻯ ﻗﺒﻞ ﻗﺪﻭﻣﻪ ﺑﻘﻠﻴﻞ ﻣﻜﺎﻧﻨﺎ ﻭﻣﺎ ﺣﻮﻟﻪ ﻣﺘﻌﺸﺒﺎ ﻛﻌﺸﺐ ﺍﻟﻐﻴﺚ ﺍﻟﻐﺰﻳﺮ، ﺛﻢ ﺍﺳﻤﻊ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ﻣﻨﺎﺩﻳﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﺟﺎﺀﻛﻢ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ
"Apabila syekh Abdurrahman assegaf hendak datang ketempat kami aki melihat sebelum kedatangannya tempat kami & sekitarnya menjadi subur hijau seperti telah dihujani oleh hujan yang deras kemudian aku mendengar seruan yang berseru Telah datang kepada kalian seorang raja anaknya seorang raja"
Beliau juga bercerita tentang Syekh Abdurrohman Assegaf dan puteranya:
“Aku sudah mengetahui siapa saja di antara wali-wali yang berkunjung kepadaku, kecuali dua orang yakni Al Habib ‘Abdurrohman As Seggaf dan anak beliau Al Habib Abu Bakar As Sakron.”, karena mereka bisa langsung ada dihadapan Syeikhoh Sulthonah
secara tiba-tiba tanpa diketahui oleh Syeikhoh Sulthonah. Hanya saja, kata beliau apabila Al Habib Abu Bakar As Sakron mau bertemu, pasti ditandai dengan suara gho’ib dari langit yang
mengatakan : “Telah datang seorang sulthon anak dari seorang sulthon.”
Syekh Abu Bakar As Sakron adalah seorang Sulthonul Auliya yang terkenal , dan Ayah Beliau pun Syekh Abdurahman Assegaf adalah seorang Sulthonul Auliya.
Keleluasaan Al Habib ‘Abdurrohman As Seggaf dan anak beliau Al Habib Abu Bakar As Sakron, tak lain karena beliau Syeikhoh Sulthonah adalah termasuk salah satu istri Al Habib ‘Abdurrohman As Seggaf kelak di syurga. Ketinggian maqom serta keistimewaan ibadah beliau telah mencuri Syekh ‘Abdurrohman As Seggaf.
Beliau juga wanita yang cerdas, pernah suatu hari beliau datang kerumah gurunya
Waktu itu Syekh ‘Abdurrohman As Seggaf berbincang bincang ilmu dengan anak anak beliau, Syeikhoh Sulthonah mengatakan: “Bolehkah aku bergabung duduk dengan kalian?” Salah satu anak Al Habib ‘Abdurrohman As Seggaf yang bernama Syekh Hasan berkata:
ﺍﻹﺑﻞ ﺑﺘﻤﺎﺭﻱ ﺍﻟﺠﻤﻞ
“Unta betina mau menandingi Unta jantan !?"
Syeikhoh Sulthonah menoleh pada Al Habib ‘Abdurrohman As Seggaf seraya mengatakan “Aku boleh menjawabnya atau aku diam?”
Syekh ‘Abdurrohman As Seggaf tersenyum dan ingin memberikan pelajaran pada anak anaknya atas kecerdasan Syeikhoh Sulthonah: “Jawablah!” Kata beliau
Syeikhoh Sulthonah pun menjawab:
ﺍﻟﺤﻤﻞ ﺑﺎﻟﺤﻤﻞ ﻭﺯﺍﺩ ﺍﻟﻌﻴﺎﻝ ﻭﺍﻟﻠﺒﻦ
“ kekuatan Unta jantan dan Unta betina sama dalam hal membawa barang bawaan, tapi Unta perempuan masih lebih keutamaannya dengan bisa beranak dan memberikan susu."
Mendengar jawaban itu anak Al Habib ‘Abdurrohman As Seggaf kagum dan mempersilahkan Syeikhoh Sulthonah duduk bersama mereka.
Sampai akhirnya beliau mengarang qosidah pujian untuk gurunya dan qosidah tersebut senantiasa dibaca di hadroh segaf diantara qosidah-qosidah pujian nya yaitu
ﺃﻻ ﻳﺎ ﻣﺮﺣﺒﺎ ﺑﺎﻟﻤﻘﺒﻠﻴﻨﺎ *** ﻭﺑﺎﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﺬﻱ ﻓﻴﻬﻢ ﻳﻀﻴﻨﺎ
ﺳﺮﺍﺝٌ ﻋﻨﺪ ﻇﻠﻤﺎﺕ ﺍﻟﻠﻴﺎﻟﻲ *** ﻳﺴﻠﻲ ﻛﻞ ﻣﻦ ﻗﻠﺒﻪ ﺣﺰﻳﻨﺎ
ﻷﻧﻪ ﺧﺎﺽ ﻓﻲ ﺑﺤﺮ ﺍﻟﻤﺤﺒﺔ *** ﻭﺣﺎﻓﻆ ﺳﺎﺩﺗﻪ ﻋﻬﺪﺍً ﻣﻜﻴﻨﺎ
ﺃﻻ ﻳﺎ ﺭﺏ ﻓﺎﻧﻔﻌﻨﺎ ﺑﺠﺎﻫﻪ *** ﻧﻌﻢ ﻳﺎ ﺭﺏ ﺇﻧﺎ ﻣﺬﻧﺒﻴﻨﺎ
ﻭ ﻧﺨﺘﻢ ﺑﺎﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ *** ﺻﻼﺓ ﺩﺍﺋﻤﺔ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺣﻴﻨﺎ
Syaikhah Sulthonah wafat pada tahun 843H, dan beliau dimakamkan di kampungnya yang dikenali sebagai Hauthoh Sulthonah
Pelajaran yang bisa kita ambil dari Biografi Syeikhoh Sulthonah di antaranya,
Semua orang memiliki kesempatan dekat dengan Allah serta menjadi orang sholeh. Syarat untuk menjadi orang sholeh tidak harus anak orang soleh, siapapun kita jika ada kemauan kuat akan bisa menjadi orang sholeh. Buktinya kita lihat dulu para Kyai di Tanah Jawa ini mereka orang asli pribumi yang kakek mereka dulu bukan Islam tapi ketika mereka punya semangat yang kuat mengikuti orang sholeh dan beribadah merekapun menjadi orang sholeh.
Pentingnya mencatat apa yang kita dengar dari nasehat-nasehat orang sholeh. Di katakan oleh orang bijak, “Tulislah sebaik-baik dari apa yang kamu dengar dan amalkan sebaik-baik dari apa yang kamu tulis.”
Perlunya memiliki seorang guru karena guru lah yang akan meluruskan jalan kita.
Tidak ada kenikmatan di dunia ini melebihi berjumpa dengan Nabi Saw
Tidaklah seseorang menjadi wali, kekasih Allah kecuali setelah tumbuh di hatinya kecintaan pada ahlilbait
Dan, dengan kuatnya iman dan ketakwaan wanita bisa mengungguli laki laki.

ﺭﺏ ﻓﺎﻧﻔﻌﻨﺎ ﺑﺒﺮﻛﺘﻬﻢ ﻭﺍﻫﺪﻧﺎ ﺍﻟﺤﺴﻨﻰ ﺑﺤﺮﻣﺘﻬﻢ ﻭﺃﻣﺘﻨﺎ ﻓﻲ ﻃﺮﻳﻘﺘﻬﻢ ﻭﻣﻌﻔﺎﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﺘﻦ