Melodi Hujan


Penghujung senja ini tak ada jingga yang kutemui. Awan begitu pekat seolah tak bersahabat. Jutaan bahkan milyaran tetes air langit datang menghampiri. Bulir-bulir air jatuh bergantian menghantam tanah gersang. Sebelum ia sampai padanya, kepalaku dipijat lembut olehnya. Diurutnya perlahan setiap lapis kulit kepalaku. Dibasahinya setiap helai rambut hitamku. Iring-iringan utusan awan itu riuh sekali. Sepertinya ada yang ingin disampaikan awan pada bumi di penghujung hari ini.

Aku bak anak SD kelas 2 yang baru menerima raport dan mendapat ranking. Berlarian kesana-kemari. Bersorak riang di bawah serbuan air hujan yang datang. Ramai sendiri saling bersahutan dengan suara lain dari langit. Teriakanku, gemericik hujan, dan gelegar petir memenuhi langit senja.
Bersamanya pula ada suara rindu di antara bulir hujan yang berlomba untuk sampai ke bumi.
Tidakkah kau dengar suara hujan yang begitu merdu?
Tidakkah kau dengar melodi hujan yang katanya mengundang rindu bahkan sendu?
Tidakkah kau nikmati partitur hujan yang amat syahdu?

Ah, iya..! Aku lupa, kau hanya dapat mencium petrichor yang punya bau khas itu. Juga tempias yang tak bersuara.

Tentang melodi pengundang rindu? Hanya aku, petir, dan hujan yang tahu.

Dalam melodi itu aku larut tak peduli pada kata orang. Aku berteriak kegirangan. Basah kuyup oleh air hujan. Menikmati setiap tetes hujan yang datang: ke kulit kepala, wajah, tangan, badan, kaki, hingga hati. Sembari mendengar melodi hujan yang merdu, kuiringi dengan nyanyian milikku sendiri.

Kata orang, melodi itu yang menkonversi setiap rasa manusia menjadi rindu pada masa lalu. Padaku, tidak.

Melodi itu pula yang sering menjadi penghantar bayang manusia pada hati penuh sendu. Diriku, apa iya?

Sesungguhnya aku masih tak paham tentang pikiran orang-orang yang mengatakan jika hujan selalu membawa kenangan. Masa iya, aku tak merasakan apa-apa bahkan. Rasa-rasanya, semua kenanganku itu telah larut dan hanyut bersama genangan air hujan.

Jikapun ada, itu bukan tentang apa. Tapi tentang siapa. Aku merasa ada seseorang yang sedang menemani.

Maka jikalah banyak orang berujar bahwa hujan itu selalu berhasil memanggil ribuan kenangan, bagiku hujan selalu dapat menghantarkanku pada masa depan.


Langit Kota Kretek
::: Sorayaa Qurrotul'aiin SyifaaulgHalb :::