“Camkanlah,
jangan sampai kalian tidak mempelajari ilmu bahasa, Nahwu dan shorof. Karena ilmu
bahasa merupakan dasar dan perantara kalian untuk memahami semua ilmu.”
"Wahai
saudaraku, berprasangka baiklah kepada Allah swt, wujudkanlah kebenaran
janji-Nya, dan rasakanlah kebesaran rahmat-Nya. Cukuplah bagi kita firman Allah
swt, seperti disabdakan Rasulullah saw, “Aku bersama prasangka hamba-Ku
terhadap-Ku, maka berprasangkalah kepada-Ku sesukamu.”
"Jika
seorang hamba memedulikan penyakit hati seperti penyakit badan, niscaya mereka
akan mendapatkan tabib di hadapan mereka. Tetapi, sedikit sekali yang membahas
masalah ini, karena mereka telah dikuasai nafsu dan akal.”
"Jika
tak ada ketamakan, dan tak ada satu mahluk pun keluar dari lingkaran jejak nabi
saw, tidak akan ada manusia mengejar dunia yang fana ini atau berpaling dari
kebahagiaan akhirat yang kekal.”
"Tak
ada derajat yang lebih tinggi daripada prasangka baik. Karena di dalam
prasangka baik terdapat keselamatan dan keberuntungan. Didalam keluasan rahmat
Allah swt sirnalah amalmu seperti amal setiap mahluk. Di dalam rahasia Allah
swt swt, yang dititipkan pada mahluk-Nya, terdapat sesuatu yang mengharuskan
untuk berkeyakinan bahwa semua mahluk adalah Aulia."
"Keteguhan
yang sempurna berbeda-beda. Keteguhan dalam perkataan berbeda dengan keteguhan
dalam perbuatan. Keteguhan perbuatan berbeda dengan keteguhan dalam beramal.
Keteguhan dalam beramal berbeda dengan keteguhan dalam mencari. Keteguhan dalam
mencari berbeda dengan keteguhan dalam apa yang dicari. Sedangkan hakikatnya,
secara utuh dan merupakan kedudukan yang terakhir, adalah tidak memalingkan
pandangan dari Allah swt sekedip mata pun, bahkan yang lebih cepat dari
itu."
"Janganlah
kau putuskan kehadiranmu di tempat-tempat yang baik karena alasan kesibukan
dunia. Hati-hatilah, karena itu merupakan tipu daya setan. Hadirkanlah Allah
swt ketika sendirian. Sembahlah Dia, seakan melihatnya; dan jika tidak
melihatnya, sesungguhnya Dia melihatmu."
"Tutuplah
mata dari perhiasan dunia dan segala kenikmatan fana yang dimiliki
budak-budaknya serta kenikmatan yang akan terputus. Sesungguhnya semuanya
seperti kau saksikan bahwa dunia ini cepat berpindah dan dekat
kefanaannya."
"Jadikanlah
Al-Qur’an dan zikir kepada Allah swt bacaan sehari-harimu. Bertafakurlah
terhadap nikmat Allah swt. Jika mungkin, setiap waktu hanya ada antara dirimu
dan Allah swt, dan pada saat itu telitilah diri sendiri. Rasulullah saw
bersabda, “Telitilah dirimu, sebelum kalian diteliti.” Seseorang yang meneliti
dirinya di dunia, perhitungan baginya akan lebih ringan di Akherat kelak."
"Orang
yang lalai mengira bahwa dirinya mencapai kelezatan dunia tanpa mengetahui
bahwa sebenarnya kemanisan dunia bercampur dengan kepahitannya. Sedangkan kehidupan
indah yang sebenarnya adalah berpaling dari dunia, kemudian masuk ke hadirat
yang Maha Kaya dengan sifat faqir, miskin, lalu memetik sesuatu yang indah dari
tempat itu."
"Kerjakanlah
segala perintah Allah swt dan tinggalkanlah larangan-Nya. Jangan sampai Allah
swt melihatmu melakukan apa yang dilarang-Nya, atau kehilangan-Mu pada
perintahnya. Bangkitlah untuk memenuhi hak Allah swt. Bersemangatlah melakukan
sesuatu yang membuat para salaf Mulia."
"Cabutlah
ketajaman dari sarung pedang tabiatmu yang membelah akar cinta dari asalnya.
Taburilah tanah dengan benih pohon-pohon kezuhudan, hingga menghasilkan qurb (
kedekatan ) kepada Allah swt, air telaga dari celah wishal ( persatuan dengan
Allah swt ), dan pengetahuan pada puncak tujuan."
"Yang
selalu memperlambat terkabulnya doa’ seorang hamba adalah karena harapan yang
rendah : mengharapkan sesuatu dari mahluk. Angkatlah pandanganmu secara
keseluruhan kepada zat yang dibutuhkan semua mahluk….maka akan tampak
tanda-tanda terkabulnya doa’."
"Niat
merupakan pondasi amal. Seseorang akan memperoleh karunia sesuai dengan
niatnya. Betapa sering niat membuat orang yang jauh dari Allah swt menjadi
dekat kepada-Nya dan merubah sesuatu yang sulit menjadi ringan. Oleh karena
itu, dalam setiap perbuatan, ucapan dan amalnya seorang Mukmin, hendaknya
menerapkan niat yang baik. Tidak ada seorang pun yang mencapai kesuksesan dan
keberhasilan kecuali karena niat yang baik. Sabda kekasih Allah swt yang paling
Agung, Al-Musthafa saw di bawah ini cukup menjadi bukti keutamaan niat .
Rasulullah bersabda :
إنّماالأعمال
بالنّيّات
Sesungguhnya
( balasan ) setiap amal tergantung dari niatnya.
( HR.
Bukhari dan Muslim )
نّيّة المؤمن
خير من عمله
Niat
seorang Mukmin lebih baik daripada amalnya.
Sudah
menjadi sifat seorang Mukmin untuk menetapkan berbagai amal yang agung dan
berusaha mengamalkannya, padahal dia hanya mampu mengamalkan sebagian darinya.
Sebagai contoh adalah orang yang berniat menggunakan semua nafasnya ( waktunya
) untuk membaca wirid, dzikir atau untuk berpikir. Ternyata dia hanya mampu
menggunakan sebagian waktunya saja. Apa yang telah dia kerjakan itu baik, tapi
niatnya tersebut lebih baik dari amal yang telah dia kerjakan."
"Motivasi
tobat sangat banyak, tetapi penyebab paling kuat adalah renungan ( fikr ). Renungkanlah
berbagai nikmat yang diberikan Allah swt kepadamu sejak engkau berupa mani,
hingga menjadi manusia sempurna yang lahir ke alam ini dan berbagai nikmat
lainnya yang kau peroleh hingga saat ini. Renungkanlah semua nikmat Allah swt
dalam setiap masa pertumbuhanmu. Sebab dalam setiap napas terdapat banyak
nikmat Allah swt. Jika engkau renungkan semua ini, maka dalam dirimu akan
muncul rasa cinta kepada Allah swt. Karena, sudah menjadi watak hati untuk
mencintai siapapun yang berbuat baik kepadanya, sebagaimana sabda Rasulullah
saw. Dan hakikatnya yang berbuat baik kepadamu adalah Allah swt.
Cinta (
kepada Allah swt ) merupakan jalan paling mulia yang dapat membuat seseorang
bertobat. Demi menyenangkan kekasihnya, seorang pecinta dapat melakukan sesuatu
yang berada di luar kemampuannya. Apalagi untuk hal-hal yang mampu ia lakukan.
Seorang pecinta akan berusaha sekuat tenaga meninggalkan segala sesuatu yang
dapat membuat kekasihnya murka. Cinta adalah buah terbesar fikr.
Merenung
( Fikr ) akan membuahkan rasa malu. Jika engkau merenungkan berbagai nikmat
yang diberikan Allah swt kepadamu, maka engkau akan malu menggunakan berbagai
nikmat itu untuk bermaksiat kepada-Nya.
Selain
membuahkan cinta dan rasa malu yang merupakan motivasi terkuat untuk bertobat,
maka merenung juga membuahkan rasa takut kepada Allah swt ( khosyyah ).
Seseorang yang memikirkan berbagai bencana yang akan dia peroleh karena
maksiat; seperti pengusiran, kemurkaan, siksa dan hijab serta menyadari
keagungan dan kebesaran Allah swt dan betapa keras siksa-Nya, maka mau tidak
mau dia akan sangat takut kepada Allah swt."