Untukmu Yang Sedang Bersedih

MENGAPA KITA HARUS BERSEDIH
"Laa Tahzan"


 إِلَى كُلِّ شَخْصٍ حَزِيْنٍ حَالِـيًا
Kepada setiap orang yang saat ini sedang sedih.

اِذْهَبْ إِلَي الْمُسْتَشْفَى لِتَعْرِفَ نِعْمَةَ الْعَافِيَة 
Pergilah ke Rumah Sakit, agar kau tau nikmatnya sehat.

اِذْهَبْ إِلَي السِّجْنِ لِتَعْرِفَ نِعْمَةَ الْحُرِّيَّة
Pergilah ke Penjara, agar kau tau nikmatnya kebebasan.

اِذْهَبْ إِلَي الْقُبُوْرِ لِتَعْرِفَ نِعْمَةَ الْحَيَاة 
Pergilah ke pemakaman, agar kau tau nikmatnya hidup.

فَمَا هُوَ حُزْنُكَ بِالنِّسْبَة لَهُمْ؟
Maka seberapa besar kesedihanmu jika dibandingkan dengan mereka.

اَلْحَمْدُ لِلَّه عَلَى كُلِّ حَال
Selalu bersyukur kepada Allah dalam setiap keadaan.


Catatan :

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

انْظُرُوا إلى مَنْ هو أسْفَلَ مِنْكُم، ولا تَنْظُروا إلى مَنْ هو فَوْقَكُم، فهو أجْدَرُ أنْ لا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ الله عليكم

“Lihatlah kepada orang yang dibawah kalian dan jangan melihat orang yang lebih di atas kalian. Yang demikian itu (melihat ke bawah) akan membuat kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kalian.” (HR. Muslim).

Ada sebuah ungkapan menarik dari Aun bin Abdillah bin Utbah –rahimahullah-. Beliau mengatakan,

“Aku banyak bergaul dengan orang-orang kaya, maka aku tidak menemukan orang yang paling banyak obsesinya melebihi diriku. Aku selalu melihat tunggangan mereka yang jauh lebih baik dari tungganganku, pakaian mereka yang jauh lebih baik dari pakaianku. Namun setelah mendengar hadits ini aku memilih bergaul dengan orang-orang faqir. Maka akupun merasakan ketenangan dan rehat karena letih mengejar obsesi.”