Hakikat
Kehidupan Dunia
Bismillah..
Sekilas
kehidupan dunia ini tampak indah mempesona jauh, tak dapat di jangkau, tapi
benarkah ia indah seperti yang terlihat mata..?!
Allah dan
Rosul-Nya telah banyak mewanti wanti akan perihal hakikat kehidupan dunia
sebenarnya.
Dari Abu Sa’id
al-Khudri Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau
bersabda,
إِنَّ
الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا،
فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا، وَاتَّقُوا النِّسَاءَ ;
فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بْنِي إِسْرَائِيلَ كانت في النساء
“Sesungguhnya
dunia ini manis dan indah. Dan sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla menguasakan
kepada kalian untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia melihat
bagaimana kalian berbuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan
wanita, sungguh fitnah pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah fitnah dari
wanita.” (HR. Muslim)
Perumpamaan
Kehidupan Dunia di Dalam Al Qur’an
Pertama, QS. Al Kahfi ayat 45
{وَاضْرِبْ لَهُم
مَّثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ
بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ ۗ وَكَانَ
اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُّقْتَدِرًا}]
Dan berilah
perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia bagai air hujan yang Kami
turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka
bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin.
Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Kedua, QS. Yunus ayat 24
{إِنَّمَا مَثَلُ
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ
نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّىٰ إِذَا
أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ
قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا
حَصِيدًا كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ
لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ} ]
Sesungguhnya
perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami
turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya tanam-tanaman bumi, di
antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.
Hingga apabila
bumi itu telah sempurna keindahannya dan memakai (pula) perhiasannya, dan
pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah
kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan
(tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum
pernah tumbuh.
Demikianlah
Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.
Ketiga, QS. Al Hadid ayat 20
{اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ
وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ
فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ
وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا
مَتَاعُ الْغُرُور [
Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur.
Dan
di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu.
Perumpamaan
Kehidupan Dunia di Dalam Hadis
Pertama, Hadis Abdullah bin Mas’ud.
Dari sahabat
abdullah ibnu mas’ud رضي الله عنه berkata, Rosulullah
shallallahu’alaihi wa sallam tidur di atas tikar. Kemudian beliau bangun dan
membekas di bagian sampingnya.
Kami berkata, ”
ya Rosulallah bagaimana kalau kami buatkan bantal/kasur buat anda?”
Beliau
menjawab,
ما لي وللدنيا؟،
ما أنا في الدنيا إلا كراكب استظل تحت شجرة، ثم راح وتركها
“Buat arti
dunia ini bagi saya?! Tidaklah saya hidup di dunia melainkan seperti orang
safar yang sedang istirahat di bawah bayangan pohon kemudian dia pergi
meninggalkan pohon tersebut.”
(HR. Tirmidzi,
beliau menilai hadis ini Hasan Shahih)
Kedua, Hadis Ibnu Umar.
Dari Ibnu Umar
Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, ” Rosulullah shallallahu’alaihi wa sallam
memegang pundakku seraya bersabda,
كُنْ في
الدُّنْيا كأَنَّكَ غريبٌ، أَوْ عَابِرُ سبيلٍ.
Jadilah di
dunia seperti orang asing atau orang yang sedang menyebrang jalan.
Ibnu Umar suatu
hari pernah memberi petuah, yang sangat terkenal,
إِذَا
أَمْسَيْتَ فَلا تَنْتَظِرِ الصَّباحَ، وإِذَا أَصْبَحْتَ فَلا تَنْتَظِرِ
المَساءَ، وخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لمَرَضِكَ، ومِنْ حياتِك لِمَوتِكَ
“Jika kamu
berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari
jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu
dan kehidupanmu untuk kematianmu.”
(Riwayat
Bukhari).
Sungguh cepat
kehidupan dunia hingga di ibaratkan seperti orang yang sedang menyebrangi jalan
dan sangat berhati hati untuk tidak menerjang sesuatu yang membahayakan.
Hina
Dunia di Sisi Allah
Pertama, dunia ini terlaknat.
Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ
الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا
وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
“Dunia itu
terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang
yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim
atau penuntut ilmu (syar’i) .” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Terlaknat
dikarenakan dunia dan apa saja yang di dalamnya kebanyakan melalaikan dari
kehidupan akherat, dan menghalangi dari akhirat. Dengan keindahannya dan syahwatnya,
maka dia tercela dan tercela juga apa yang di dalamnya. Oleh karenanya ketika
seorang tidak melalaikan akheratnya, dia tidak terlaknat, seperti mengisi waktu
dengan berdzikir dengan baca alquran, bertasbih, bertahlil, dan amal kebajikan
lainnya, dan juga menjauhi maksiat kepadaNya maka tidaklah terlaknat/tercela.
Kedua, lebih hina dari bangkai anak
kambing.
Dari Jabir
radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berjalan
melalui pasar, sedang orang-orang ada di sebelah kiri kanan. Kemudian melalui
seekor anak kambing kecil telinganya dan telah mati.
Rasulullah
hallallahu’alaihi wasallam menyentuhnya lalu mengambil telinganya, lalu
bertanya,
أيكم يحب أن هذا
له بدرهم
“Siapakah
diantara kalian yang suka membeli ini dengan uang satusatu di saja?”
Para sahabat
menjawab, “Kita semua tidak suka menukarnya dengan sesuatu apapun dan akan kita
gunakan untuk apa itu?”
Beliau bertanya
lagi,
أتحبون أنه لكم
“Sukakah kalian
kalau ini diberikan -gratis- saja?”
“Demi Allah….
“saut para sahabat,” andai kambing itu hidup, tentunya juga cacat karena ia
kecil telinganya. Jadi apa harganya lagi setelah kambing itu mati?”
Kemudian beliau
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
فوالله للدنيا أهون
على الله من هذا عليكم
“Demi Allah…!
Sungguh dunia ini lebih hina di sisi Allah daripada kambing ini.”
(HR. Muslim).
Ketiga, Lebih hina dari sayap nyamuk.
Dari Sahl bin
Sa’ad as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda,
لو كانت الدنيا
تعدل عند الله جناح بعوضة ما سقى كافرا منها شربة ماء
“Andai dunia
ini di sisi Allah senilai selembar sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan
memberi minum seteguk airpun kepada orang kafir.”
(HR.
Timidzi dan beliau mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih)
Seandainya
dunia ada nilainya di sisi Allah pasti orang orang kafir sudah tidak dapat
nasib baik di dunia ini. Mereka akan hidup kelaparan.
Kaum mukminin
menjadikan Rosulullah shallallahu’alaihi wa sallam teladan dalam segala gerak
kehidupannya. Lantas bagaimana beliau menanggapi dunia ini :
1
– وعن عمر بن الحارث أخي جويرية بنت الحارث أم المؤمنين
رضي الله عنهما قال ما ترك رسول الله صلى الله عليه وسلم عند موته دينارا ولا
درهما ولا عبدا ولا أمة ولا شيئا إلا بغلته البيضاء التي كان يركبها وسلاحه وأرضا
جعلها لابن السبيل صدقة. رواه البخاري
Dari ‘Amr bin
al-Harits, yaitu saudaranya Juwairiyah binti al-Harits Ummul mu’minin
radhiyallahu ‘anha -jadi istrinya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam-, katanya:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak meninggalkan dirham, tidak pula
dinar, hamba sahaya lelaki ataupun perempuan, atau apapun juga ketika wafatnya,
melainkan hanyalah keledai putihnya yang dahulu dinaikinya, juga senjatanya,
serta sebidang tanah yang dijadikan sebagai sedekah kepada ibnussabil -orang
yang dalam perjalanan-.” (Riwayat Bukhari).
2-
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم الدنيا سجن المؤمن وجنة الكافر رواه مسلم
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu pula, katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Dunia ini adalah penjara bagi orang mu’min -kalau
dibandingkan dengan kenikmatan yang disediakan di syurga- dan syurga bagi orang
kafir -kalau dibandingkan dengan pedihnya siksa di neraka-.” (Riwayat Muslim).
3-
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه
وسلم قال لو كان لي مثل أحد ذهبا لسرني أن لا تمر علي ثلاث ليال وعندي منه شيء إلا
شيء أرصده لدين. متفق عليه
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,
sabdanya: “Andaikata saya memiliki emas sebanyak gunung Uhud, niscaya saya
tidak senang kalau berjalan sampai lebih dari tiga hari, sedangkan disisiku
masih ada emas itu sekalipun sedikit, kecuali kalau yang sedikit tadi saya
sediakan untuk memenuhi hutang -yang menjadi tanggunganku. (Bukhori muslim)