Renungan Malam Untuk Seorang Hamba


Menurut Imam Al-Ghazali, berziarah kubur atau menjenguk orang sakit adalah cara untuk menyegarkan ingatan pada maut sehingga ingatan tersebut menguasai hati dan seakan-akan berada di ambang ajal.

Pada tahap ini, orang nyaris siap untuk mati dan membebaskan diri dari dunia yang penuh kesia-siaan, sebab mengingat kematian dengan separuh hati atau hanya sekadar dituturkan dalam basa-basi, tak akan ada faedahnya. Betapa pun puasnya seseorang dengan harta duniawi, Dia harus tetap ingat bahwa kematian pasti akan memisahkannya.

Suatu hari, Ibn Muthi memandangi rumahnya dan terkesan oleh keindahannya. Lalu, dia menangis tersedu-sedu seraya berkata, " Demi Allah, seandainya bukan karena kematian, niscaya aku akan merasa gembira karenamu, dan kalaulah bukan karena sempitnya lubang kubur yang akan kita tuju, niscaya kita akan terpesona oleh dunia."


--Imam Al-Ghazali dalam kitab Dzikr Al-Mawt, Ihya Ulumuddin